Rektor Unika Soegijapranata Semarang Prof Dr Budi Widianarko MSc dan Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unika Prof Dr Andreas Lako melepas 672 mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) periode genap tahun akademik 2016 – 2017 di kampus Bendan Duwur, Selasa (25/07/2017).
Penglepasan dihadiri Gubernur Jateng Ganjar Pranowo yang secara simbolik memakaikan jaket KKN pada sejumlah mahasiswa. Mereka menjalani KKN di 3 kabupaten di Jawa Tengah, meliputi Kabupaten Grobogan 372 mahasiswa, Kabupaten Wonosobo 120 mahasiswa, dan Kabupaten Kendal 180 mahasiswa.
Dalam sambutannya, Prof. Andreas Lako menyampaikan pelaksanaan KKN Unika Soegijapranata selain di 3 kabupaten tersebut ada pula 5 mahasiswa yang diikutsertakan dalam KKN di Kabupaten Mentawai.
KKN yang diikuti oleh mahasiswa dari 17 program studi di Unika ini, dibagi secara merata dalam setiap desa di masing-masing wilayah KKN yaitu Kabupaten Grobogan di kecamatan Gubug 21 desa, Kabupaten Wonosobo di kecamatan Kertek 4 desa, dan Kabupaten Kendal di kecamatan Pagaruyung 6 desa. Dalam kesempatan tersebut juga disampaikan oleh Prof. Andreas mengenai fokus KKN Unika yang masih pada pengentasan kemiskinan dan peningkatan kualitas hidup.
Sementara itu Prof. Budi Widianarko menjelaskan proses KKN di Kabupaten Wonosobo didahului kegiatan Refleksi Karya yang dilakukan seluruh dosen dan karyawan Unika Februari 2017 lalu di kabupaten Wonosobo yang selanjutnya ditindak lanjuti. Selain itu Prof. Budi juga puas dengan perkembangan KKN selama kurun waktu 4 tahun terakhir ini karena saat ini Unika tidak kesulitan mencari daerah untuk kegiatan KKN justru banyak kabupaten yang meminta dijadikan tempat kegiatan KKN. Artinya kehadiran KKN Unika di daerah tidak menjadi beban. Bahkan dengan kerjasama antara Unika dengan Pemerintah Provinsi atau Pemerintah Kabupaten, maka program-program KKN yang dikerjakan bisa nyambung dengan program-program pemerintah.
“Unika tidak ingin mengembangkan program KKN versi kami sendiri, tetapi mengikuti program pemerintah sehingga hasilnya dapat memberikan kemanfaatan bagi semua pihak, dan saya tidak ingin KKN menjadi basa basi akademik atau persyaratan akademik belaka,” jelas Prof. Budi.
Saat diwawancarai pers usai upacara penglepasan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berharap program KKN dapat membantu membangun sistem informasi di desa, membantu transparansi anggaran desa, dan berharap dapat mengecek problem kemiskinan berikut datanya termasuk isu-isu lokal. Di Wonosobo misalnya akan baik jika lebih banyak pembangunan jamban, di Kendal, pola komunikasi antara masyarakat dengan pemerintahan (sistem Informasi) bisa menjadi prioritas dan di Grobogan keunggulan pada hasil pertanian kedelai bisa menjadi focus KKN.
Selain pengabdian sosial pembangunan, Ganjar berharap pula mahasiswa KKN menyampaikan ke masyarakat pesan-pesan soal kebangsaan, kebhinekaan, dan Pancasila. Harapannya dapat menjadi kekuatan anak-anak bangsa untuk mendorong spirit membangun yang benar secara ideologi demi persatuan bangsa.