Program Studi Arsitektur Fakultas Arsitektur dan Desain (FAD) Unika Soegijapranata bekerja sama dengan Ikatan Arsitektur Indonesia (IAI) Jawa Tengah menggelar Seminar Green Design di Ruang Teater, Gedung Thomas Aquinas Lantai 3 Unika Soegijapranata, Kamis (15/3/2018).
Dalam seminar yang merupakan rangkaian Best Of Studio External Examination (BOS EE) itu, menghadirkan 3 narasumber, baik dari kalangan akademisi, praktisi, maupun alumni Unika Soegijapranata.
Mereka yakni Paulus Mintarga (Pemilik Studio Rempah Rumah Karya), Dr Arif Kusumawanto (dosen arsitektur Universitas Gajah Mada Yogyakarta), dan Kristoporus Pamelaka (alumni Arsitektur Unika Soegijapranata sekaligus arsitek Studio Akanoma).
Dalam keterangan tertulis yang diterima Tribunjateng.com, Jumat (16/3/2018), pada seminar yang dihadiri sekitar 250 peserta tersebut diadakan tiap tahun atau tepatnya tiap Maret.
Kegiatan itu pula dimaksudkan untuk memilih 3 karya terbaik mahasiswa dari tugas matakuliah Perancangan Arsitektur.
“Setelah seminar, diadakan External Examination yang mendatangkan praktisi dari luar Unika Soegijapranata untuk memberikan penilaian bagi karya mahasiswa yang telah lulus dari tugas akhir,” papar Ketua Prodi Arsitektur FAD Unika Soegijapranata Maria Damiana Nestri Kiswari.
Menurutnya, dari itu karya mahasiswa tidak hanya akan diakui di lingkup internal Unika Soegijapratana tetapi juga dari pakar di luar Unika Soegijapranata. Dan diharapkan pula ada feedback dari mereka.
“Mengenai Green Architecture, kami melihat ada hal yang mendesak untuk segera melihat ke sana karena jumlah manusia yang banyak yang dibarengi dengan permasalahan degradasi lingkungan. Di sini, peran arsitek sebagai penata lingkungan sangat perlu untuk melihat tentang Green Design,” ucap Maria.
Dia menyampaikan, Green Design sudah bukan lagi trend akan tetapi sudah wajib diterapkan. Hal ini tampak dari mulai adanya sertifikasi mengenai Green Design, pelatihan, bahkan saat ini telah masuk dalam kebijakan-kebijakan.
Sesuai paparan yang disampaikan Ketua Umum IAI Jawa Tengah Sugiharto, Green Architecture sejatinya saat ini tengah digalakkan dalam semua lini arsitektur dunia dan ketika berbicara mengenai Kota Semarang, pihaknya sedang mengawal Peraturan Walikota tentang Green Architecture di Kota Semarang.
“Kebetulan kami juga mendapat dukungan dari Bank Dunia sehingga beberapa waktu yang lalu telah diadakan penandantangan MoU antara Pemerintah Kota Semarang, Pemprov Jawa Tengah, dan International Finance Corporation (IFC) Bank Dunia untuk Peraturan Walikota Green Architecture di Kota Semarang,” ungkapnya.
Sebelumnya, lanjut Sugiharto, IFC juga telah mengawal Green Architecture di 2 kota yakni Jakarta dan Bandung. Mulai tahun ini, di Kota Semarang sudah mulai diadakan peraturan yang menyangkut visi Green Architecture bagi bangunan baru. Apabila diimplementasikan, manfaat yang paling terasa adalah hemat energi.
http://jateng.tribunnews.com
Siswa SMPK YSKI Semarang Ciptakan Gim dan Aplikasi Berbasis AI Bersama FIKOM SCU
Didampingi oleh 10 guru, sebanyak 126 siswa dari SMP Kristen