Ia juara satu dalam bidang karya tulis dalam ajang karya tulis Anugerah Profesor Gunawan Tjahjono. Ajang ini digelar oleh Yayasan Gunawan Tjahjono.
Icha menulis tentang “Mitigasi Kebencanaan dalam Tata Ruang di Kampung Takpala”. Karya tulisnya ini berhasil menyabet juara 1 dan mendapatkan uang pembinaan Rp 15 Juta.
Gadis yang akrab disapa Icha ini menjelaskan Takpala adalah sebuah perkampungan di Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT).
“Saya sempat berkunjung ke Alor. Saya tertarik dengan keadaan Alor yang sebenarnya pusat bencana. Tapi masyarakat disana sangat tenang ketika ada bencana alam termasuk gempa bumi,” kata Icha, kepada KUASAKATACOM, di Gedung Henricus Constant, Unika Soegijapranata Semarang, Kamis (29/9).
Ia menuturkan di wilayah itu, terjadi 13 bencana alam. 10 diantaranya terjadi tiap tahun, termasuk gempa bumi.
“Di sana, gempa bumi minimal terjadi tiga kali dalam setahun,” jelasnya yang merupakan mahasiswi Arsitektur Unika angkatan 2018 ini
Saat berada di Alor, ia mengaku heran mengapa warga Alor sangat tenang ketika menghadapi bencana alam berupa gempa bumi.
“Warga disana hanya keluar rumah dan berdiskusi kenapa terjadi gempa bumi. Bukan yang keluar rumah lalu berlarian dan panik,” terang gadis kelahiran Singkawang, Kalimantan Barat, 19 September 2022 ini.
Dia mengaku belum pernah merasakan gempa bumi sebab di Kalimantan Barat jarang terjadi gempa bumi. Tetapi ketika melihat warga Alor, ia merasa heran. Dia menyebut warga disana seperti sudah biasa menghadapi gempa bumi.
Kampung ini kata dia, cukup terkenal. Pertama, karena desa adat. Kedua, desa ini ketika dihantam gempa bumi tidak hancur, namun malah bertumbuh.
“Jadi ada kampung-kampung baru di sekitar area Kampung Takpala Lama. Harusnya kan kalau gempa itu hancur, ini malah tumbuh. Meski saya kunjungan hanya sehari, saya wawancara dengan beberapa warga disana,” ucapnya
Dari hasil wawancara kata dia, letak kampung Takpala yakni memecah angin dari laut dan gunung. Kedua, masyarakat disana menggunakan misbah ketika ada bencana.
“Jadi misbah ini sebenarnya polanya untuk acara adat. Tapi ketika kita merepresentasikan dengan mitigasi bencana itu bisa kita gunakan. Ketika mitigasi bencana, misbah bisa jadi staging area, titik berkumpul dan berkomunikasi serta lain-lain,” beber dia
Dari wawancara dan kunjungan ini, dia menyimpulkan warga disana bisa tenang menghadapi bencana lantaran ada sejarahnya, mulai dari pola Arsitektur, pola kebudayaan dan lain lain.
Dia menuturkan penelitian di Kampung Takpala dilakukannya saat berstatus semester tujuh. Penelitiannya telah dilakukannya pada Oktober hingga Desember 2021. Sementara ajang karya tulis dibuka pada awal 2022. Ia pun meraih juara 1 saat pengumuman pada Agustus 2022. Adapun pesaingnya, kata dia, yakni dari kalangan professional
“Saya antusias ikut karya tulis ini karena sejak SMA memang suka karya tulis,” tandas dia
Sekretaris Program Studi Arsitektur Unika Soegijapranata Gustav Anandita mengapresiasi prestasi mahasiswinya ini.
“tentu kami bangga dengan prestasi Icha. Ini bisa menjadi nilai lebih bagi mahasiswa setelah lulus. Bisa mudah mendapatkan beasiswa untuk kuliah lanjut dan bisa juga jadi bahan pertimbangan mencari kerja,” kata Gustav.
Ia menegaskan Arsitektur Unika sendiri mendorong mahasiswanya untuk terus berprestasi, tak hanya di akademik.
#https://kuasakata.com/read/berita/60178-icha-mahasiswi-arsitektur-unika-juara-1-karya-tulis-yang-digelar-yayasan-profesor-gunawan-tjahjono