TAMPIL di panggung dunia menjadi obsesi paduan suara berbagai kampus. Tanpa terkecuali Gratia Choir, Unit Kegiatan mahasiswa (UKM) paduan suara Unika Soegijapranata.
Berkesan sepi pemberitaan, namun siapa menduga beberapa waktu lalu grup besutan Allonso Andika Wiratma itu selangkah mewujudkan mimpinya.
Mereka menyongsong harapan menjadi paduan suara berkelas intemasional melalui ajang Singapura Choral Intemational Festival (SICF) di Plenary Hall Convention Center.
"Hati bergetar kala nama Gratia Choir diumumkan meraih medali perak untuk mixed choir. Kemudian menerima penghargaan medali emas untuk folkore," ujar Theresia Tyas Kusumaningrum, mahasiswi Psikologi, salah seorang anggota paduan suara.
Namun, pencapaian itu bukan perkara mudah. Selain memaksimalkan latihan yang sangat menyita waktu, untuk bisa berangkat ke luar negeri membutuhkan dana besar.
Bukan pula urusan gampang membagi waktu antara aktivitas berkesenian dan mempertahankan nilai kuliah supaya tak terpuruk.
Kendati demikian, mahasiswa Teknik Elektro Agustinus Dian Purnadi optimistis semua bisa diatasi dengan kesungguhan hati serta disiplin membagi waktu. Buktinya, sebelum berjaya di SICF, mereka juga pemah menyabet medali saat kompetisi paduan suara di Kampus ITB dan Undip.
"Kami selalu memperjuangkan yang terbaik untuk Gratia Choir dan nama harum kampus. Selalu terbayang simfoni esok hari bagi UKM yang senantiasa memberi kesempatan kami menumpahkan aktivitas berkesenian dan menjadi pribadi yang unggul," ungkap dia.
Tampil di SICF, Gratia Choir mempersembahkan performa terbaik dengan menyenandungkan lagu Ugo-Ugo, Luk Luk Lumbu, dan Bunga Jepun. (http://berita.suaramerdeka.com, Suara Merdeka 10 Januari 2017 hal. 6)