Berikut ini adalah 12 juara dari jenjang sekolah dasar hingga SMP dan SMA.
Mereka adalah juara di jenjang Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas atau Kejuruan(SMA/K), dan Sekolah Luar Biasa (SLB) Festival Guru Transformatif (FGT) 2022 diumumkan di Ruang Teater Gedung Thomas Aquinas Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata pada Jumat (20/5/2022) malam.
Gelaran yang diselenggarakan oleh Unika Soegijapranata dengan dukungan Marimas dan Djarum Foundation Bakti Pendidikan telah berjalan sejak November 2021 dan menyeleksi 187 pendaftar.
Ketua Panitia FGT 2022 Bonafacio Bayu Senasaputro, menjelaskan proses seleksi dari 186 peserta menjadi 24 peserta kemudian terpilih masing-masing 3 juara dari tiap jenjang pendidikan.
“Proses penjurian melibatkan 12 orang juri dari setiap kategori dan proses penjurian ini cukup selektif dan ketat karena para peserta memiliki komitmen membentuk generasi muda yang berkualitas,” terang Bonafacio.
Adapun 12 juara dari juara 1 hingga 3 adalah:
Jenjang SD:
- Tuti Susanti, S.Pd.,
- Yuan Fajar Prasiswayani, S.Pd.,
- Ratnawati Tri Utami, S.Pd.
Jenjang SMP:
- Bunyamin, S.Pd., M.Hum.
- Julianita Trinawati, S.Si.
- Qurrota A’yun. S.Pd.
Jenjang SMA/K:
- Waluyo, S.Pd., M.Si.,
- Thomas Dannar Sulistyo, S.Pd., M.Sc.
- M. Rifky Abu Zamroh, S.Pd., Gr.
Jenjang SLB:
- Dewi Nugraheni, S.Pd.
- Retno Wijiastuti, S.Pd
- Aris Wibowo, S.Pd.
“Terpilih juga juara favorit Lilik Puji Rahayu dengan konten media sosialnya yang mendapat 22,1 tanda suka dan 37 komentar,” tambahnya.
Dewi Nugraheni guru SLB Negeri Banjarnegara yang meraih Juara 1 mengaku apa yang dicapainya merupakan dukungan semua pihak.
Karyanya berjudul Pemanfaatan Aplikasi Voice Typing untuk Pembelajaran Artikulasi pada Peserta Didik dengan Hambatan Pendengaran di SLB Negeri Banjarnegara.
Sebagai guru yang mengajar siswa berkebutuhan khusus, 2 tahun masa pandemi memang menjadi tantangan lebih dan membuatnya bereksperimen dengan perangkat yang ia miliki agar pembelajaran tetap menarik bagi siswa.
“Saya memfasilitasi pembelajaran agar menarik dan anak-anak bisa mengikuti dan ada pemanfaatan Akun Belajar dengan Jump Word, Form, dan Google Doc.
Dan saya melihat Google Doc bisa dimanfaatkan siswa tunarungu untuk pembelajaran artikulasi,” ujarnya.
Ketua Dewan Juri, Stefanus Kartono menjelaskan alasan mengangkat kata Transformatif agar para guru bisa memberikan perubahan yang luar biasa bagi siswa, sekolah dan masyarakat umum.
Menurutnya perubahan tersebut dimulai dari diri sendiri dan untuk merayakan perubahan itu dilakukan pesta yakni FGT.
Kartono menegaskan FGT bukanlah kompetisi, melainkan sebuah perayaan atas ilmu dan pengabdian para guru berdedikasi.
“Banyak sekali guru yang mendaftar festival ini, mereka berasal dari berbagai daerah seperti Tegal, Slawi, Semarang, Kendal, Banyumas, Banjarnegara, Yogyakarta, Wonogiri, Surakarta, Karanganyar, Sukoharjo, hingga Yogyakarta,” ujarnya.
Terkait peserta yang memberi kesan, Kartono menceritakan upaya guru SLB yang mengajarkan siswa tunagrahita guna memandirikan siswa.Dengan menciptakan media pembelajaran gambar untuk siswa saat memberi pelajaran maupun memberi perintah siswa.
“Saya pikir ini transformasi si guru yang sabar. Siswa yang awalnya bergantung malah jadi mandiri. Dan guru ini jadi finalis,” ujarnya
Selain itu, kata dia, ada juga guru transformatif dari Banjarnegara yang menciptakan aplikasi pembelajaran yang tetap bisa digunakan meski dalam keadaan luar jaringan (luring).
Keterbatasan daerah yang kesulitan sinyal, tidak terjangkau jaringan tanpa kabel, dan berada di puncak gunung, jauh dari fasilitas dan kenyamanan belajar di perkotaan.
Terlebih saat pandemi virus corona sekarang di mana pembelajaran dalam jaringan (daring) merupakan suatu kewajiban bagi guru dan siswa.
“Dengan keterbatasan tersebut, guru yang berada di daerah ini bisa menemukan solusi dan menciptakan aplikasi yang bisa digunakan siswa saat tidak memiliki sinyal atau kuota,” tambah Kartono.
Rektor Unika Soegijapranata Dr. Ferdinandus Hindiarto, S.Psi., M.Si., menegaskan bahwa generasi muda yang berkualitas ditentukan dari pendidikan yang ada.
Melalui FGT ia berharap Unika Soegiapranata bisa turut andil menghadirkan pendidikan yang baik. Sebab guru merupakan pelaku dalam pembentukan generasi muda
“Dengan adanya Festival Guru Transformatif ini kita berharap para guru tak hanya kreatif tapi juga mampu mengubah pendidikan dan masyarakat,” ujar Ferdinand.
Ia menyebut pendidikan digarap bersama dengan dukungan ABG, akronim dari Academics atau akademisi, Business atau dunia usaha, dan Government atau pemerintah.
Dalam FGT ini, Unika telah mengolaborasikan dunia pendidikan, dunia usaha, dan berharap pemerintah tertarik untuk mendukung program.
“Kalau tiga tiganya ini bersinergi maka hasilnya akan baik dan bagus,” ucap Dr. Ferdinandus.
FGT sendiri merupakan gelaran dua tahunan yang sudah diselenggarakan Unika sejak beberapa tahun lalu dan sempat absen di 2020.
Melali FGT, karya guru akan menjadi milik panitia yang nantinya dikelola melalui portal yang dibuat oleh Unika Soegijapranata untuk disebarkan dan dibagikan pada masyarakat.
Karya tersebut bisa diaplikasikan oleh para guru sebagai variasi pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa.
Adapun para pemenang selain mendapatkan hadiah uang tunai, bagi juara pertama mendapatkan kesempatan beasiswa S2 secara cuma-cuma tanpa syarat tes masuk.
“Namun bila sudah menempuh S2 dan merasa cukup dengan gelar yang dimiliki, beasiswa bisa dilimpahkan pada teman sejawat satu sekolah guna pengembangan institusi atau sekolah,” tambah Dr. Ferdinandus.
Pada kesempatan yang sama, Chief Executive Officer (CEO) PT Marimas Putera Kencana Harjanto Halim menuturkan pihaknya selalu mendukung FGT kali pertama sejak 2004.
Ia melihat perubahan pada masyarakat dimulai di sekolah dan keluarga, sehingga guru harus bisa bertransformasi dengan perubahan zaman dan kebutuhan masyarakat.
Tantangan yang semakin besar ditambah berkembangnya dunia karena pengaruh teknologi dan digitalisasi tak bisa dipungkiri.
“Dari pendidikan, yang terpenting adalah kualitas guru dan pola pikir guru yang harus benar,” pesan Harjanto.
