PERSOALAN kemiskinan dan pemerataan ekonomi menjadi tantangan utama calon pemimpin baru Jawa Tengah.
Saat ini provinsi berpenduduk 34 juta jiwa tersebut memiliki 4,45 juta penduduk miskin dan 15 kabupaten dengan tingkat kesenjangan antarwilayah yang tinggi. Anggaran minim jadi kendala utama.
Demikian benang merah dalam diskusi Forum Jateng bertema “Jawa Tengah Lima Tahun Lalu dan Lima Tahun Mendatang” yang diselenggarakan Kompas Gramedia di Kota Semarang, Jateng, Selasa (12/9).
Hadir sebagai pembicara Sekretaris Daerah Provinsi Jateng Sri Puryono; Rektor Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata Prof Ridwan Sanjaya; pakar ekonomi Unika Soegijapranata, Prof Andreas Lako; dan pelaku usaha yang juga Pemimpin Umum Dafam Hotel Management Andhy Irawan.
Menjelang berakhirnya masa kepemimpinan Gubernur Ganjar Pranowo pada 2018, Puryono mengakui, target penurunan angka kemiskinan dari 13,01 persen pada 2016 menjadi 10,05 persen pada 2017 sulit tercapai.
Hal itu disebabkan alokasi anggaran tidak sebanding dengan jumlah penduduk miskin saat ini, yakni 4,45 juta orang.
Infrastruktur
Berdasarkan data Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Jateng, dari total Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Jateng 2017 sebesar Rp 23 triliun, anggaran pengentasan rakyat dari kemiskinan sekitar Rp 1,4 triliun.
Menurut Puryono, upaya pengentasan rakyat dari kemiskinan, antara lain, dengan perbaikan rumah tak layak huni, pemberian kartu Jateng sejahtera, dan pinjaman bunga rendah.
Untuk menurunkan angka kemiskinan dan kesenjangan antarwilayah, pemerintah menitikberatkan pada pembangunan dan perbaikan infrastruktur. Misalnya, pembangunan jalur lintas selatan Cilacap-Wonogiri dan bandar udara di sejumlah wilayah Jateng.
“Pembangunan infrastruktur tidak bisa dilakukan pemerintah sendiri. Realitasnya, pembangunan di Jateng 30 persen oleh pemerintah dan 70 persen swasta,” kata Puryono.
Menurut Andreas Lako, kemiskinan dan kesenjangan antarwilayah di 15 Kabupaten harus menjadi perhatian utama calon pemimpin Jateng jelang pemilihan gubernur Juni 2018.
Kemiskinan dan kesenjangan yang terus bergulir dikhawatirkan berdampak buruk bagi provinsi karena letak daerah-daerah itu berada di perbatasan dengan provinsi lain.
Sumber: Kompas dot com (http://www.sapa.or.id)
DKV SCU Bicara Strategi Komunikasi Visual, Tekankan Pendekatan Etika dalam Proses Kreatif
Menggandeng PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE Express), Program Studi