Saat dunia sedang di-reset dengan adanya pandemi Covid-19, di mana yang dulu disarankan dilakukan kini tidak boleh lagi dilaksanakan dan demikian sebaliknya, merupakan kesempatan yang sama bagi setiap bangsa untuk memenangkan persaingan secara global. Asalkan menurut Rektor Unika Soegijapranata Prof Dr Ridwan Sanjaya MS IEC, mau beradaptasi menyesuaikan perubahan yang begitu cepat.
“Tema perayaan HUT ke-75 kemerdekaan RI kali ini sangat tepat. Presiden Joko Widodo ingin menjadikan pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang berkelanjutan sebagai fokus negara pada 2020,” kata Prof Ridwan di Semarang.
Pandemi Covid-19 merupakan masa di mana dipaksa untuk berubah, ada yang gembira menyambut perubahan tapi ada juga yang tidak dan bagi yang tidak siap akan tergulung ombak perubahan. Untuk berubah, kadang harus keluar dari zona nyaman dan belajar hal-hal baru. Sama halnya dengan kemerdekaan Indonesia, di mana rakyat ingin berubah dengan mengakhiri sebagai bangsa terjajah dan akhirnya terwujud kemerdekaan.
“SDM yang unggul adalah yang siap untuk keluar dari zona nyaman mengejar hal yang lebih baik lagi, agar bangsa ini menjadi lebih maju dan lebih maju lagi. Kami sebagai bagian bangsa ini tidak mau ketinggalan untuk mewujudkan keunggulan dan kemajuan tersebut,” tutur Prof Ridwan.
Berbagai inovasi yang dilakukan selama ini di Unika Soegijapranata, bertujuan untuk semakin meningkatkan keunggulan dan kesiapan mahasiswa untuk dapat siap berkiprah dan berkontribusi secara nasional maupun internasional.
Untuk itu, kemampuan dalam adopsi teknologi, soft skills, hard skills (terkait kompetensi), dan lifelong learning (belajar sepanjang hayat) menjadi paket pembelajaran yang ditekankan oleh Unika Soegijapranata dalam menghadapi jaman baru yang semakin penuh dengan tantangan namun menuntut keluwesan.
Memeringati HUT RI ke-75, Unika Soegijapranata pada Senin (17/8) kemarin, untuk memupuk semangat kebangsaan menggelar upacara bendera dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. Upacara bendera yang digelar di lapangan Albertus Unika Soegijapranata, yang dipimpin Rektor setempat, hanya dihadiri oleh wakil Rektor, Pastor Kepala Kampus Ministry, petugas upacara dan panitia penyelenggara.
Dosen, tenaga pendidikan dan mahasiswa yang tidak terlibat sebagai petugas upacara maupun panitia penyelenggara, menyaksikannya secara streaming melalui akun Youtube Unika Soegijapranata. Menurut Prof Ridwan, apa yang dilakukan saat ini di tengah pandemi, tidak sebanding dengan pengorbanan dan perjuangan rakyat Indonesia saat berjuang mendapatkan kemerdekaan.