Mulai tahun depan, mahasiswa Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata Semarang berkesempatan mengikuti kuliah secara daring di 29 kampus di Benua Asia.
Pelaksanaan program kuliah daring ini disepakati dalam Asian University Presidents Forum (AUPF) yang berlangsung di Surabaya, Jawa Timur, Selasa (6/11)-Kamis (8/11).
"Di pertemuan yang diikuti pimpinan dari 30 perguruan tinggi di Asia, satu di antara yang disepakati adalah bersama-sama bermitra membentuk platform kuline online," ungkap Wakil Rektor IV Bidang Kerja sama dan Pengembangan Unika Soegijapranata Semarang, Benny D Setianto, Jumat (9/11).
Benny menjelaskan, kerja sama yang diberi nama Global Access Asia tersebut memungkinkan mahasiswa di 30 kampus itu mengikuti mata kuliah secara daring, yang ditawarkan.
Dia mencontohkan, semisal, ada seorang mahasiswa Unika Soegijapranata Semarang tertarik pada satu mata kulieh di kampus Ling Nan Hongkong, mahasiswa tersebut bisa mengajukan diri.
"Mahasiswa tersebut cukup apply ke kuliah online dan memberitahukan ke pihak Unika Soegijapranata untuk pendataan serta pendaftaran. Nantinya, nilai akan diberikan setelah dikoordinasikan dengan dosen pengampu yang ditunjuk," terangnya.
Dari hasil pembelajaran kuliah online di Hongkong itu, lanjutnya, nilai yang diperoleh mahasiswa bersangkutan kemudian dikonversikan dengan mata kuliah yang ada di Unika Soegijapranata oleh dosen pengampu.
"Beberapa di antaranya, sangat dimungkinkan juga untuk bisa ditransfer beban kreditnya ke dalam mata kuliah reguler," imbuhnya.
Saat ini, Benny mengatakan, pihaknya tengah mempersiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Harapannya, tahun depan, program ini bisa diterapkan secara serentak di 30 universitas peserta.
Rektor Unika Soegijapranata Semarang Ridwan Sanjaya menambahkan, melalui platform tersebut, tak hanya mahasiswa yang diuntungkan. Dosen pun bisa berinteraksi dengan dosen dari negara lain yang menjalin mitra.
"Di waktu bersamaan pula, dosen serta mahasiswa tersebut semakin terbuka dalam perolehan beragam ilmu serta pengalaman. Cakupannya menjadi sangat luas tanpa harus meninggalkan negara masing-masing," kata dia.
Karena itu, Ridwan sangat mendukung dan mengapresiasi kesepakatan Global Access Asia yang telah terwujud. Pihaknya pun berkomitmen untuk optimal menyiapkan diri.