Sejumlah mahasiswa Unika Soegijapranata Semarang melakukan penelitian tentang pembangkit listrik menggunakan energi baru terbarukan. Diantaranya menggunakan panas bumi, tenaga angin, dan mikrohida untuk menjaga aliran listrik tetap stabil.
Kepala Program Studi Teknik Elektro Unika Semarang, Doktor Leonardus Heru Pratomo seusai mengelar diskusi dengan PLN dari Provinsi NTT mengatakan, penggunaan energi baru terbarukan untuk pembangkit listrik merupakan salah satu upaya mewujudkan program tol listrik dari pemerintah. Menurutnya jika tol listrik dapat terwujud, akan membantu distribusi listrik untuk kepentingan industri.
“Pemerintah sedang mengembangkan pembangkit tenaga listrik mengunakan energi terbarukan. Sedangkan untuk energi terbarukan terbesar yang dapat digunakan pembangkit listrik berada di NTT,” imbuhnya.
Dijelaskan, meski potensi energi terbarukan di NTT sangatlah besar namun terdapat beberapa persoalan untuk mewujudkannya sebagai pembangkit listrik. Diantaranya terkait jarak antara sumber energi dengan pemukiman warga yang dijadikan tujuan pengaliran listrik.
“Dampak negatif dari energi baru terbarukan bagi masyarakat belum ada. Cuma untuk tenaga surya kan hanya dapat digunakan ketika siang hari, sedangkan pengunaan listrik paling besar yakni pada malam hari. Jadi kestabilan aliran listrik menjadi persoalan yang sedang didiskusikan,” ujarnya.
Terkait peran perguruan tinggi dalam mewujudkan tol listrik, Leonardus menyebutkan Kampus UNIKA memberikan hasil kajian terkait sistem pendistribusian listrik ke masyarakat. Adapun untuk aliran listrik tegangan besar pengelolaan dan pengembangannya ditangani langsung oleh pemerintah.
►https://jatengdaily.com/2019/09/mahasiswa-unika-teliti-tenaga-listrik-terbarukan/