SEMARANG (KRjogja .com)– Kemenristek Dikti merasa prihatin dengan masih terjadinya gap yang lebar antar perguruan tinggi (PT) di Indonesia, termasuk kualitas para dosennya, khsususnya berdasarkan kinerja penelitian dan pengabdian masyarakat.
Di satu wilayah (misalnya di kota-kota besar Indonesia) atau di Jawa, banyak dosen yang memiliki kualitas atau kompetensi tinggi ditandai dengan banyaknya program penelitian, pengabdian masyarakat serta jurnal ilmiah nasional maupun internasional yang dihasilkannya.
Namun disi lain, ada sejumlah dosen yang selama menjadi dosen belum pernah melakukan penelitian maupun pengabdian masyarakat karena kualitas dosen tersebut ditambah tempat dosen mengajar sangat terpencil sehingga sulit melakukan program penelitian yang diinginkannya.
Hal tersebut disampaikan Direktur Riset dan Pemberdayaan Masyarakat Kemenristekdikti Prof Dr Ocky Karna Radjasa DEA pada seminar nasional yang diselenggarakan Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata Semarang di kampus setempat, Kamis (17/12/2015). Seminar dibuka Rektor Unika Prof Dr Ir Y Budi Widianarko MSc dengan moderator Kepala LPPM Unika Soegijapranata Prof Dr Andreas Lako.
“Masih banyak dosen yang belum rajin membuat proposal penelitian atau riset. Masih banyak pula yang belum paham membuat manuskrip untuk jurnal, terutama jurnal internasional sehingga perlu upaya khusus dari PT yang menaungi dosen tersebut maupun treatment khusus dari Kemenristekdikti agar mereka mau dan mampu meneliti serta menulis untuk jurnal ilmiah” ujar Prof Ocky yang juga dosen Undip ini. (Sgi)
Sumber : krjogja.com