WAWANCARA
DITEMUI di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, pria kelahiran Pangkalpinang tersebut sejak 1992 sudah menggeluti dunia akademik. Atas hal tersebutlah dirinya memiliki hobi menulis sebagai bagian dari profesinya.
“Karena saya seorang akademisi, maka harus menulis. Kalau dulu, saya menulis sifatnya opini, kita cari dan masukkan yang bentuknya berbayar. Namun, kalau sekarang karena sering diminta media, kita bantu buat satu tulisan yang ada data, analisis, dan solusinya sehingga membantu media untuk menulis ketimbang saya satu per satu,” ungkap Djoko yang juga aktif dalam organisasi Masyarakat Transportasi Indonesia tersebut kepada Media Indonesia, Rabu (8/5).
Tidak hanya itu, Djoko pun menceritakan bahwa awal ketertarikannya di dunia transportasi berawal dari ketertarikannya terhadap kereta api. Saat merintis kariernya pada saat itu, Djoko mengaku belum banyak pihak yang tertarik pada kereta api.
“Karena saya mengajar teknik sipil, bidangnya transportasi, kemudian mencoba masuk ke sistem transportasi yang pada saat itu akademisi tidak tertarik, yaitu kereta api karena jelek. Pada 1995, saya sudah masuk ke dunia kereta api, yang mana pada saat itu belum banyak yang tertarik, tapi menarik buat saya,” imbuhnya.
Djoko pun mengatakan bahwa dirinya ialah saksi hidup bagaimana kereta api semakin berkembang hingga menjadi lebih baik seperti saat ini.
“Akhirnya, sedikit banyak tahu perkembangan kereta api di zaman jahiliah hingga bisa berkembang sekarang menjadi lebih bagus sehingga saya bisa mengatakan sebenarnya Indonesia kalau mau maju itu bisa, tinggal mencontoh kereta api. Artinya, apa pun bisa kalau ada kemauan dan pemimpinnya harus punya passion juga kalau tidak ada passion susah,” tandas Djoko.
Setelah kereta api mengalami perubahan yang pesat, saat ini dirinya mulai mengalihkan perhatianya kepada jenis angkutan umum lainnya, yaitu angkutan sungai yang masih banyak membutuhkan banyak pembenahan. Berbekal pengalamannya di bidang kereta api tersebut, dirinya yakin bahwa angkutan sungai juga dapat berbenah menjadi lebih baik.
“Awalnya memang tertarik ke kereta api, tapi karena sekarang sudah bagus, pindah ke yang lain, yaitu angkutan sungai, angkutan umum, agar bagus seperti kereta api. Artinya, pedomannya sudah ada untuk berubah menjadi lebih baik,” pungkasnya.