SEMARANG, KOMPAS — Pameran lukisan bertajuk ”Perdamaian Palestina, Kerukunan Kita” digelar di Pastoran Johannes Maria Universitas Katolik Soegijapranata, Kota Semarang, Jawa Tengah, Rabu-Minggu (21-25/3). Dipamerkan 110 lukisan karya 50 pelukis sebagai bentuk dukungan terhadap perdamaian di Palestina.
Kepala Reksa Pastoral Kampus Unika Soegijapranata Romo Aloysius Budi Purnomo, selaku penanggung jawab acara, Kamis, mengatakan, perupa yang terlibat datang dari sejumlah daerah, antara lain Semarang, Yogyakarta, Surakarta, Surabaya, Magelang, Jakarta, Ungaran, dan Ambarawa.
”Yang sedang hangat dan membutuhkan doa kita semua adalah perdamaian Palestina. Sebab, sejak Desember 2017 suasana memanas karena pernyataan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengakui sepihak Jerusalem adalah ibu kota Israel. Ini mengingkari perdamaian. Karena itu, kami ingin menyerukan kembali perdamaian,” kata Budi.
Budi menambahkan, dirinya beberapa kali ke Betlehem yang masuk otoritas Palestina dan menyaksikan keberagaman umat di sana. Oleh karena itu, pihaknya pun menyerukan perdamaian dengan spirit Pro Patriat e Humanitate, yakni ”Kembangkan Talentamu untuk Bangsa dan Kemanusiaan” yang merupakan moto Unika Soegijapranata.
Dalam konteks lokal, perdamaian juga penting untuk menjaga bangsa Indonesia, yang memiliki Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. ”Kami pun memasang lukisan foto Presiden Jokowi, yang telah berjuang dengan gigih menolak pengakuan AS bahwa Jerusalem ibu kota Israel, bersama 127 negara lainnya,” kata Budi.
Ketua Panitia Pameran ”Perdamaian Palestina, Kerukunan Kita” AM Sutikno menambahkan, pihaknya prihatin dengan konflik demi konflik yang melanda Palestina. ”Melihat situasi tersebut, kami para seniman terpanggil untuk menyuarakan perdamaian. Bahkan, sebenarnya perdamaian itu tidak hanya untuk Palestina, tetapi ada juga di hati kita masing-masing,” kata Sutikno.
Lebih lanjut, Sutikno mengatakan bahwa sepanjang pameran tersebut, tidak hanya lukisan, sejumlah kesenian tradisional, seperti tari yang melibatkan siswa TK dan SD, juga ditampilkan. Dirinya berharap, perdamaian kian nyata dan meluas serta tertanam di semua kalangan.
Kepala Polda Jateng Inspektur Jenderal Condro Kirono mengemukakan, tema perdamaian sangat relevan dengan situasi di Indonesia saat ini. ”Kita semua butuh sesuatu yang terus merekatkan semua komunitas dan unsur pemeluk agama. Sebab, Indonesia negara besar dengan keberagaman yang luar biasa. Seni dan budaya menjadi salah satu jalan terciptanya perdamaian,” kata Condro.
Condro menambahkan, kegiatan yang merekatkan kerukunan seperti pameran lukisan perdamaian Palestinda di Unika Soegijapranata itu perlu disebarluaskan hingga penjuru Tanah Air. Caranya antara lain dengan memanfaatkan teknologi informasi melalui media sosial.
Selain itu, Condro mengingatkan bahwa perdamaian juga perlu dibawa pada pesta demokrasi di Jateng, yakni Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jateng pada 21 Juni 2018. ”Rohnya demokrasi ialah pemilihan umum. Kekuasaan ada di tangan rakyat. Namun, meski ada perbedaan pilihan, jangan sampai timbul perpecahan. Justru, harus disertai perdamaian,” kata Condro.
[https://kompas.id]
Free akses portal berita berbayar Kompas.id kepada komuitas akademika Unika Soegijapranata melalui akses WIFI kampus.
Daftar sekarang dan dapatkan bebas akses seumur hidup ke menu bebas akses.