Ambon pernah meraih penghargaan dari Kementerian Agama sebagai kota paling toleran di Indonesia. Keberagaman di ibu kota Provinsi Maluku itu bisa menjadi cerminan bagi masyarakat Indonesia. Umat Islam, Kristen, dan Katolik mampu hidup berdampingan secara damai. Bahkan, dalam acara keagamaan pun mereka saling menghargai dan membantu penyelenggaraan kegiatannya.
Atas terwujudnya toleransi tersebut, Pusat Studi Urban (PSU) Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata Semarang mengundang Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy jadi narasumber untuk mengulas kotanya dalam seminar di gedung teater Thomas Aquinas, kampus Unika, Senin (26/8). Menurut Richard, Ambon ini kota kecil di ujung timur Indonesia, tapi sejak dulu namanya besar karena ketertarikan bangsa lain seperti Belanda, Arab, dan India atas rempah-rempah.
"Dampak kunjungan bangsa-bangsa itu, Ambon jadi pluralis dan menerima budaya yang masuk, meski budaya asli tetap terjaga. Sempat mengalami konflik hebat, Ambon kemudian mulai menata diri hingga menjadi contoh kota toleransi di Indonesia," jelasnya didampingi Ketua PSU LPPM Unika Soegijapranata Semarang Dr Y Trihoni Nalesti Dewi MHum, serta peneliti dari Flinders University, Adelaide, Australia Prof David Bamford.
Menurut Richard, banyak contoh konkret toleransi umat beragama di kotanya. Saat ada kegiatan MTQ, semua partisipan wanita pakai jilbab. Bukan hanya umat Islam, partisipan itu juga berasal dari umat Kristen dan Katolik. Begitu juga saat ada festival paduan suara umat Kristen atau Katolik, maka umat Islam akan jadi pertisipan untuk membantu penyelenggaraan kegiatannya. Di sisi lain, Trihoni mengaku sengaja memilih Ambon jadi kajian penelitian.
Alasannya, ada spirit luar biasa dari Pemkot Ambon yang mengubah kotanya yang semula rawan konflik menjadi kota toleran. Dalam kesempatan itu, David Bamford mengaku pekan lalu berkunjung ke Ambon. "Ada kesan positif terhadap toleransi di kota itu, sehingga akan memberikan ketertarikan orang baru atau investor untuk datang ke Ambon," tandasnya.
►Suara Merdeka 27 Agustus 2019 hal. 19, https://www.suaramerdeka.com/smcetak/baca/195683/mengulas-ambon-kota-paling-toleran-di-indonesia