Oleh: DR. Victoria Kristina Ananingsih, ST. MSC, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Unika Soegijapranata
DALAM masa KLB Covid-19, kegiatan mahasiswa yang saat ini mengikuti pembelajaran daring semakin terbatas di satu lokasi saja. Seringkali situasi ini membuat mahasiswa menjadi turun motivasinya, lebih cepat bosan karena daya kreativitasnya tidak tersalurkan, atau bahkan kebiasaan disiplinnya menjadi kendor. Saat inilah, empati mahasiswa dapat ditumbuhkan dengan mengajak mereka untuk turut serta dalam mengambil bagian di tengah KLB Covid-19.
Faktanya, mahasiswa ikut mengalami dampak dari situasi ini sejak diberlakukannya kegiatan belajar dari tempat tinggal dan kuliah daring. Dosen memberikan kegiatan belajar mengajar secara online, memanfaatkan waktu mahasiswa seperti perkuliahan tatap muka biasanya. Namun demikian ada keterbatasan, yaitu kegiatan ekstrakurikuriler yang biasanya diikuti oleh mahasiswa di kampus atau organisasi masyarakat kini menjadi belum dapat dilaksanakan. Waktu yang ada di sela-sela kuliah online dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa untuk menumbuhkan empati dengan melakukan berbagai kegiatan yang positif dan bermanfaat.
Mahasiswa dapat berperan untuk memberikan suasana yang sejuk, sehat, aman dan nyaman bagi kehidupan masyarakat di tengah berita-hoax tentang kehadiran virus corona di masyarakat. Mahasiswa dapat berpartisipasi sebagai pengontrol berita hoax. Hal itu dilakukan dengan cara menyajikan informasi yang benar, tepat dan dapat dipercaya, bukan sebagai pembuat atau bahkan penyebar hoax. Mahasiswa memiliki kemampuan untuk berpikir kritis, realists dan mampu mengalisis, sehingga tidak mudah mengikuti opini keliru yang beredar di masyarakat. Hal utama adalah bijak dalam menggunakan internet dan menyebarkan berita dari internet. Berita harus dibaca secara utuh sehingga tidak menimbulkan pemahaman yang keliru atau terprovokasi oleh judul dari berita.
Keterlibatan sebagaj relawan dilakukan oleh banyak mahasiswa dari berbagai kampus. Mahasiswa dapat berperan sebagai relawan dan terlibat dalam organisasi kemanusiaan untuk mengurangi penyebaran atau mengurangi dampak Covid-19. Kegiatan relawan tersebut berupa aktivitas yang tidak kontak langsung dengan keramaian, orang dalam pemantauan (ODP), ataupun pasien dalam pemantauan (PDP). Beberapa mahasiswa aktif menggalang dana, dan menyalurkan dalam bentuk alat pelindung diri (APD) untuk tenaga medis, dan pegawai rumah sakit termasuk satpam. Mahasiswa juga terlibat dalam penyemprotan desinfektan, pembuatan hand sanitizer, dan masker yang dibagikan ke tenaga medis, panti jompo, tim media serta masyarakat umum.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sendiri memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk berpartisipasi sebagai relawan. Mendikbud, Nadiem Makarim, membuka kesempatan bagi mahasiswa untuk terlibat sebagai relawan dalam membantu penanganan pandemic Covid-19, khususnya mahasiswa bidang kesehatan. Pada 24 Maret 2020, sebanyak 15.000 mahasiswa telah mendaftar untuk terlibat di gerakan ini. Besarnya keikutsertaan mahasiswa ini menunjukkan motivasi yang tinggi untuk turut serta mengatasi pandemi yang mengancam masa depan Indonesia. Relawan akan mendapatkan pelatihan dan pendampingah, disiapkan APD yang sesuai standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pemenuhan nutrisi, dan insentif dari Kemendikbud. Nadiem Makarim menyatakan realokasi anggaran telah diajukan ke Kemendikbud sebesar Rp 305 miliar untuk membantu penanganan Covid-19. Bentuk kegiatan berupa edukasi, tracking, screening, dan penanganan pasien. Kegiatan tersebut dapat disetarakan sebagai bagian dari satuan kredit semester (sks) untuk mencapai kompetensi yang ditetapkan oleh Perguruan Tinggi.
Perhimpunan Tim Bantuan Medis Mahasiswa Kedokteran Indonesia (PTBMKI) menggandeng relawan mahasiswa untuk ikut terlibat menangani Covid-19. Mahasiswa mempunyai tugas untuk melakukan preventif, promotif, dan tidak langsung menangani pasien, yang lebih ditujukan untuk sosialisasi dan pencegahan. Plt. Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti) Kemendikbud, Nizam , m enyampaikan tugas relawan diarahkan untuk komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE). Mahasiswa dapat berperan sebagai call center di rumahsakit.
Mahasiswa di beberapa kampus turut ambil bagian dengan mengadakan penelitian yang terkait pengembangan alat/teknologi untuk pengurangan penyebaran dan dampak Covid-19. Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) menciptakan disinfection chamber dengan biaya murah dan mudah dalam proses produksi dan perakitannya. Hal ini memungkinkan masyarakat umum dapat membuat alat ini, atau membeli dengan biaya rendah yang terjangkau. Metode pembuatan dan manfaat lain juga disampaikan mahasiswa UNS kemasyarakat luas.
Mahasiswa Teknik Elektro Universitas Katolik Soegijapranata melakukan modifikasi prototype robot, yang diberi nama Robot Elnika 19. Robot ini dibuat dengan tujuan mengatasi penyebaran Covid-19. Robot mampu membantu penyemprotan disinfektan. Penyemprotan tidak perlu dilakukan oleh manusia agar tidak terpapar Covid-19. Dalam pengembangan lanjut, robot dilengkapi kamera sehingga dapat menjangkau daerah yang sulit dimasuki operator dan penggunaan drone pada bangunan yang tinggi.
Kreativitas di media sosial juga menunjukkan empati mahasiswa dalam memberikan pembelajaran dan hiburan positif bagi masyarakat di tengah kondisi KLB Covid-19. Sesuai dengan minat bakat yang dimilikinya, mahasiswa membuat esai, video pendek, komik dan poster tentang hal positif terkait pemutusan rantai Covid-19. Bahkan, mahasiswa juga membuat rekaman suara, musik, vlog untuk memberikan hiburan dan energi positif bagi masyarakat. Karya kreatif ini dibagikan kepada masyarakat melalui akun media sosial. Beberapa kampus juga menyelenggarakan lomba bagi mahasiswa, seperti kampus IPB menyelenggarakan lomba esai inovatif, kisah inspiratif, visual story telling, creative photo,dan educative poster. Universitas Katolik Soegijpranata juga menyelenggarakan lomba esai, video pendek dan poster bertema utama Cyber Learning dalam KLB Covid-19, dan tema khusus menumbuhkan semangat kritis, kreatif, visioner, peduli dan tangguh. Kemendikbud Pusat Prestasi Nasional baru saja juga mengajak mahasiswa mengikuti lomba desain poster dan menulis opini dengan tema umum penanganan pandemi Covid-19.
Peran aktif mahasiswa Indonesia dalam penanganan pandemi Covid-19 sangat diapresiasi. Mahasiswa menunjukkan empati mereka untuk membantu masyarakat dan memulihkan kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia. Peran serta dapat dijalankan meskipun harus dilakukan dengan bekerja di rumah atau menjaga jarak dengan orang lain. Semoga pandemi Covid-19 segera berakhir dan harapan mahasiswa untuk mencapai cita-citanya dan ambil bagian dalam pembangunan di Indonesia dapat terwujud. Aktivitas mahasiswa di kampus juga dapat berjalan normal kembali.
►Tribun Jateng 12 Mei 2020 hal. 2
https://jateng.tribunnews.com/2020/05/12/opini-menumbuhkan-empati-mahasiswa-di-tengah-klb-covid-19