Tim pengabdian dosen Unika Soegijapranata yang diketuai oleh Dr Florentinus Budi Setiawan MSc, mengadakan penyuluhan kepada masyarakat tani Kelurahan Jatirejo Kecamatan Gunung Pati, Kota Semarang.
Penyuluhan ini sebagai kelanjutan dari evaluasi program pengabdian dan keberlanjutan program setelah penerapan teknologi tepat guna yang diselenggarakan sejak awal bulan Desember 2021.
Dr Florentinus Budi menjelaskan bahwa tim pengabdian yang ditujukan untuk kelompok Tani Rejo ini, dilakukan bersama dengan beberapa dosen Unika Soegijapranata dari berbagai disiplin ilmu, seperti Dr Dra Laksmi Hartayanie MP dan Dr Ir Lindayani MP dari Fakultas Teknologi Pertanian jurusan Teknologi Pangan, Dr Elisabeth Lucky M S SE MSi CPA dan Stephana Dyah Ayu R SE MSi CA CPA dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis jurusan Akuntansi.
Dijelaskan pula pengabdian tim dosen Unika Soegijapranata ini muncul untuk menjawab kebutuhan petani khusus petani jagung yang memiliki permasalahan jagung yang tidak bisa kering bila musim penghujan.
Menurutnya, panen raya jagung di Kelurahan Jatirejo seringnya berada di musim penghujan, yaitu bulan Januari dan Februari. Dan dalam kondisi tersebut terdapat sampai lebih dari satu ton jagung bisa berjamur karena kadar air yang tinggi, bila tidak cepat dikeringkan.
“Berdasarkan keprihatinan tersebut, tim pengabdian dosen Unika Soegijapranata mencoba memberikan alat bantu untuk produksi jagung, berupa mesin pipil jagung, mesin pengering tenaga surya atau Solar Tunnel Drier (STD), alat pendukung untuk proses olahan produk jagung, serta pelatihan budi daya jagung yang tepat,” ungkap Dr Florentinus Budi, Jumat 25 Maret 2022.
Disamping itu alat STD ini sudah ada cukup lama namun untuk di Indonesia alat ini masih jarang dijumpai. Oleh karena itu tim mencoba mengembangkan mengingat Indonesia adalah negara tropis dan tentunya kaya akan panas matahari tetapi belum dimanfaatkan secara optimal.
“Memang tenaga surya juga ada, tetapi yang langsung model seperti STD ini adalah yang cocok untuk masyarakat, mengingat perawatannya mudah, dan membuatnya juga tidak sulit sedangkan manfaatnya besar,” jelasnya.
Mohammad Nasruddin selaku bendahara kelompok Tani Rejo dalam kegiatan pengabdian para dosen Unika Soegijapranata, sangat mengapresiasi bantuan yang diberikan oleh para dosen Unika Soegijapranata. Sebab dengan kegiatan pengabdian ini para petani merasa sangat terbantu.
“Pada komoditas jagung ini, saat musim panen biasanya bersamaan dengan musim hujan sehingga para petani merasa sangat kesulitan untuk pengeringan, makanya kami mencoba mencari cara bagimana mengatasi kesulitan ini. Kebetulan tim pengabdian dosen dari Unika Soegijapranata menawari kami alat pengering yang kami harapkan, tentu kami sambut baik tawaran tersebut,” terangnya.
Sebab meskipun cara penanaman dan perawatan tanaman jagung sudah maksimal, tetapi saat penjualan kurang maksimal, hal tersebut akan mengurangi kesejahteraan petani, lanjutnya.
Dengan penggunaan alat STD ini, maka pendapatan dan kesejahteraan petani tampak mulai meningkat.
”Karena jika jagung kita jual janggelan per kg bisa Rp 1500, sedang jika dipipil basah harganya menjadi Rp 2500 sampai Rp 3000, apalagi jika yang sudah dipipil itu bisa dikeringkan, maka harga bisa mencapai Rp 5000 sampai dengan Rp 6000, maka menurut penilaian kami, pengabdian ini sudah sangat tepat,” tambah Nasrudin.
Pihaknya berharap, tim dosen dari Unika Soegijapranata ini bisa selalu mendampingi, bukan hanya pada komoditi jagung saja tetapi bisa pula menjangkau komoditi yang lain supaya para petani di Jatirejo bisa lebih berhasil dan dapat meningkatkan pendapatan keluarga.
#https://www.ayosemarang.com/pendidikan/pr-773030016/mesin-pengering-jadi-kendala-petani-jagung-tim-unika-kembangkan-mesin-pengering-tenaga-surya?page=all