Pandemi covid-19 tidak hanya berdampak pada sektor kesehatan, namun juga berimbas di sektor perekonomian.
Hal tersebut disampaikan Ketua tim penggerak PKK Kota Semarang Krisseptiana Hendrar Prihadi SH MM, dalam webinar motivation dengan tema "milenial kreatif dan produktif menghadapi pandemi", yang digelar Center for Student Entrepreneurship (CSE) Unika Soegijapranata, kemarin.
“Pandemi juga menyebabkan perekonomian keluarga ikut terpuruk. Namun salah satu kehebatan dari para milenial di Kota Semarang adalah, mereka mempunyai kreativitas yang sangat luar biasa, ide yang sangat luar biasa, kemauan yang sangat luar biasa, yang tentunya harus didorong pula dengan program-program yang sangat luar biasa," paparnya.
Dirinya puen memberikan apresiasi pada Unika Soegijapranata, yang telah menumbuhkan para wirausaha muda, terutama yang sedang kuliah di kampus tersebut. Hal tersebut turut mendukung pemerintah kota Semarang, dalam meningkatkan ekonomi melalui kewirausahaan terutama melalui media sosial.
“Di tengah masa pandemi ini dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan marilah kita sama-sama meningkatkan ekonomi dengan kewirausahaan yang bekerja sama dengan UMKM, termasuk permodalan maupun pemasarannya baik online ataupun offline,” harapnya.
Sementara, narasumber kedua, dosen sekaligus Dekan Fikom Unika Soegijapranata Robertus Setiawan Aji Nugroho, ST McompIT PhD menyampaikan materi dengan topik "Berdaya dari Desa."
"Teknologi yang berkembang dewasa ini bagi mereka yang sudah dewasa adalah merupakan suatu disrupsi, sebaliknya bagi mereka yang masih muda adalah merupakan kesempatan. Itulah sebabnya maka kaum muda hendaknya bisa kreatif dan memanfaatkan teknologi dengan maksimal," paparnya.
Namun perlu diketahui bahwa internet juga mempunyai dampak yang kurang baik, diantaranya adalah kita mudah dipolarisasi. Di internet kearifan hampir tidak ada, orang antara satu dengan yang lain bisa saling menghujat, karena kita tidak berhadapan langsung dengan manusia tetapi melalui internet
Penggunaan sosial media juga mesti harus kita waspadai Apakah kita hanya menggunakan kan untuk hal-hal yang kurang produktif atau sudah kita manfaatkan dengan hal-hal yang lebih berguna sehingga menjadi produktif
"Oleh karena itu dengan perkembangan teknologi saat ini maka kaum muda diajak untuk menjalani habitus baru yaitu berupa habitus digital ialah bagaimana kita bisa memanfaatkan internet untuk pengetahuan dan peningkatan ekonomi. Disamping itu bagaimana kita menggunakan media sosial untuk berdiskusi bukan bergosip serta mendapatkan energi positif dari teknologi," kata Dekan Fikom Unika ini.
Salah satu bentuk energi positif dari teknologi adalah adanya pemanfaatan teknologi itu sendiri untuk membangun perekonomian. Misalnya saja dengan model dropshipping yaitu melakukan penjualan atas produk milik orang lain. Jadi kontrak antara pembeli dan penjual ada pada kita dan kita mengambil marginnya.
"Sehingga dengan demikian kita bisa memiliki toko tanpa modal. Modalnya hanya kegigihan kita dalam mengembangkan usaha yang kita bangun melalui pelayanan dan respon yang cepat terhadap kebutuhan customer. Dari teknologi kita juga bisa melakukan usaha sebagai freelancer melalui freelancer.com dan Fiver atau sebagai content creator," jelasnya.
Kemudian untuk narasumber selanjutnya yang yang menyampaikan materi tentang praktik bisnis yang dilakukannya yaitu oleh Heri Budiono membagikan pengalamannya ketika mengembangkan usaha di tengah pandemi
" Ketika usaha sudah jalan dalam masa pandemi itu ibarat sebuah kapal, dan pemiliknya adalah nahkodanya. Selanjutnya yang harus kita miliki lainnya adalah insting dan naluri untuk bisa menganalisa kondisi lingkungan untuk menghasilkan produk yang lain," terang Heri.
Menurutnya, kunci keberhasilanusaha yang kita jalankan, yakni dilakukan dengan sepenuh hati, karena usaha yang dilakukan dengan sepenuh hati ditambah dengan doa maka Tuhan akan tolong kita, pesannya.
Sedangkan pembicara lainnya, Luga Chania, menyampaikan mengenai berpikir kreatif saat pandemi supaya kita bisa tetap mengembangkan usaha kita.
" Kita bisa melihat behavior Market nya seperti apa. Artinya jika behavior Market nya berubah maka kita bisa mengakomodasi behavior market yang berubah tersebut," jelasnya.
Hal lainnya adalah mengganti atau memperluas target market atau atau bisa juga dilakukan dengan inovasi produk atau layanan sehingga akan membuat bisnis baru.
"Cara untuk membuat produk baru yang unik bisa melalui beberapa kriteria panduan yaitu misalnya dengan mengubah ukuran, menggabungkan dua produk, mengeliminasi, mengganti fungsi, mengadaptasi hal baru dan membalik," pungkasnya.
►https://wawasan.co/news/detail/17345/milenial-kreatif-dan-produktif-menghadapi-pandemi