Dalam satu dekade terakhir, masyarakat Indonesia semakin mengenal dunia digital. Tercatat berdasarkan data internet world stats, pengguna internet dari 20 juta orang pada 2007, melonjak menjadi 132,7 juta pengguna pada 2017.
“Data pada 2018, mencapai 171,17 juga pengguna internet dari 246, 16 juta penduduk Indonesia, atau 64,8 persen. Sedangkan pada 2021, mencapai 202,6 juta dari 274,9 juta penduduk atau 73,7 persen,” papar pakar IT sekaligus Rektor Unika Soegijapranata Semarang, Prof Ridwan Sanjaya, dalam seminar nasional ‘Sains dan Teknologi sebagai Daya Dukung Pengembangan UMKM Pasca Pandemi’, yang digelar LPPM UPGRIS Semarang, secara daring, Kamis (17/6/2021).
Tidak hanya itu, intensitas atau jumlah pengguna internet pun bisa dipilah berdasarkan umur. Mulai dari generasi Z usia 10-24 tahun, generasi Y 25-39 tahun, generasi X 40-54 tahun dan baby boomer dengan usia 55 tahun ke atas.
“Data tersebut, dipadukan dengan kondisi saat ini, pandemi yang belum pasti kapan berakhirnya, adanya pembatasan tatap muka atau pertemuan secara langsung. Menjadikan dunia virtual bisa menjembatani, termasuk dalam menyusun strategi dalam mendukung pengembangan produk UMKM,” terangnya.
Ditegaskan, pandemi covid-19, menjadikan teknologi informasi sebagai keunggulan usaha. Tidak hanya dari segi pemasaran, dengan cara online, namun juga penggunaan teknologi digital untuk meningkatkan penjualan.
“Misalnya pemanfaatan teknologi augmented reality (AR). Hal ini menghasilkan pengalaman baru, membantu ilustrasi produk dan memunculkan suasana modern. Caranya pun mudah, cukup dilakukan scan barcode terhadap produk tersebut dengan telepon genggam, kemudian produk bisa dimunculkan,” terangnya.
Hal tersebut tidak mahal, karena tersedia alat bantu gratis di internet, selain itu juga mudah untuk digunakan. “Syaratnya, minimal bisa menggunakan komputer, sebab untuk membuatnya mudah. Tidak perlu keahlian pemrograman. Cara lainnya, juga bisa menggunakan virtual reality. Pembeli bisa melihat detail produk, hingga suasana sekitarnya,” tandas Prof Ridwan.
Sementara, pembicara lainnya, Ketua Umum Perempuan Indonesia Maju, Lana T Koentjoro, saat ini entrepreneurship tidak mengenal gender, sebab bisa dilakukan oleh semua orang, termasuk pada ibu rumah tangga.