Pandemi Covid-19 di Indonesia belum juga berakhir. Bahkan kini masuk varian baru Covid-19 dari berbagai negara.
Yakni varian B.1.1.7 asal Inggris, varian mutasi ganda B.1.617 asal India, dan varian B.1.351 asal Afrika Selatan.
Pakar Biologi Molekuler dari FK Unika Soegijapranata Semarang, Dr. Sugeng Ibrahim M. Biomed menyatakan, ketika varian baru itu dinilai masih bisa ditangani secara efektif oleh vaksinasi.
Adapun vaksinasinya dengan vaksin AstraZaneca, Pfizer dan yang lainnya.
"Mau berubah sebagaimana apapun ini adalah suatu mutasi yang memang aksi alami, seleksi alam," ujar Sugeng seperti dikutip dari laman Unika Soegijapranata, Senin (24/5/2021).
Dengan vaksin masih efektif
Menurutnya, terkait pernyataan WHO bahwa varian baru Covid-19 dampaknya dinilai lebih besar, hipotesisnya itu bisa karena airosolize alias tidak droplet, sehingga tingkat infeksinya jadi lebih cepat.
Dari tujuh hari sekarang hanya dua hari. Ketiga transmisinya tadinya 1 ke 3 ke 4 ke 8, sekarang jadi 1 ke 30. Tetapi belum ada bukti.
"Ini yang bilang bukan saya tapi Technical Lead for Covid-19 Dr Maria Van Kerkhove," tuturnya.
"Bukti yang didapatkan hanya satu mengikat eksibitornya lebih kuat, artinya kalau sakit, sakit beneran. Tetapi jawabannya baik Pfizer, AstraZaneca, itu masih efektif," imbuhnya.
Karena dasar itu, dia menganalogikan resep untuk mengantisipasi varian baru Covid-19 itu ibarat kelas dalam sekolah.
Dia mengibaratkan cara mengatasinya, yakni:
1. kelas 1 SMP pakai masker
2. kelas 2 SMP jaga jarak
3. kelas 3 SMP cuci tangan
4. SMA-nya tracing, testing, treatment.
"Nah kalau mau jadi sarjana harus vaksin, Sinovac, AstraZaneca, Pfizer dan seterusnya," terangnya.