Fakultas Arsitektur dan Desain (FAD) Unika Soegijapranata Semarang menggelar Serial Diskusi Arsitektur dan Desain (SDAD) ke-3, pada Jumat (23/7), secara daring.
Dengan tema besar “Rekreasi Dalam Wajah Kota”, acara webinar ini membahas berbagai hal, salah satunya yakni membahas topik ‘Perilaku pengunjung Taman Kota Semarang era Covid-19’ yang dipaparkan oleh dosen prodi Arsitektur Unika, Ir Supriyono MT.
Mengawali paparan materinya, Ir Supriyono MT menjelaskan perubahan yang terjadi pada masa pandemi Covid-19 di dunia.
“Perubahan di masa pandemi terhadap wajah dunia, terjadi seperti tidak pernah terlihat sebelumnya. Tempat-tempat publik sepi, dan dengan protokol kesehatan maka orang-orang menjaga jarak, terutama bagi mereka menjalani karantina menimbulkan rasa jenuh bagi manusia yang menjadi mahluk sosial,” kata Supriyono.
Sedangkan tempat publik seperti misalnya taman kota, juga menghadapi permasalahan Sedangkan tempat publik seperti misalnya taman kota, juga menghadapi permasalahan pada masa new normal akibat pandemi Covid-19. Permasalahan yang terjadi adalah pengguna perlu beradaptasi terhadap taman kota, adanya pembatasan jarak fisik akan mempengaruhi adanya personal space antar individu, faktor kesesakan juga menjadi persoalan karena sebagian orang suka dengan kesesakan tersebut, dan adanya pengunjung yang sifatnya tetap, apalagi yang datang secara kelompok juga akan menimbulkan teritorialitas.
Maka, kata dia, diperlukan beberapa solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan menyesuaikan tempat berinteraksi untuk mengurangi interaksi antar individu, dan harus menyesuaikan jarak, serta memecah kerumunan.
“Kemudian juga penyesuaian lebar jalan setapak, yang sebelum pandemi cukup sekitar 1,20 meter sekarang minimal menjadi sekitar 2,20 meter, kalau perlu diberi pembatas. Selain itu perlu disediakan pula tempat cuci tangan di beberapa titik,” tandas dia.
—https://kuasakata.com/read/berita/34988-pandemi-melanda-unika-soegijapranata-wajah-dunia-berubah