Dituntut inovatif dan kreatif selama pandemi Covid-19, peranan guru layak diapresiasi. Berkat mereka, dunia pendidikan tetap berjalan walaupun tertatih-tatih. Semua guru mestinya ‘kaget’ dengan adanya hantaman pandemi yang memaksa pertemuan tatap muka tidak dilakukan.
Peralatan teknologi informasi pun harus mengintervensi agar pembelajaran tetap berlangsung, meskipun dengan jarak jauh atau dalam jaringan (daring). Dengan begitu, generasi muda tidak kehilangan learning loss atau hilangnya kemampuan akademik seseorang.
Tetapi nyatanya, proses pendidikan tidak berjalan mulus selama daring. Guru hanya mengambil peran seseorang yang mentransfer ilmu pengetahuan, tidak ada proses mendidik. Bahkan, ada guru yang hanya memeberikan segudang tugas kepada peserta didik, karena adanya keterbatasan.
“Kalau hanya memberikan ilmu, belajar saja di Google. Tidak perlu ada sekolah atau kampus. Bersekolah atau berkuliah tidak hanya transfer ilmu pengetahuan, tetapi juga ada proses pembelajaran nilai-nilai,” kata Rektor Unika Soegijapranata Semarang, Ferdinandus Hindiarto, Senin (29/11/2021).
Blessing in disguise, ada keberkahan yang didapat dari bencana covid ini. Guru dipacu bertransformasi supaya adaptif mengikuti kondisi yang ada. Untuk memberikan penghargaan atas kerja guru yang bertransformasi, Unika didukung PT Marimas Putera Kencana meluncurkan Festival Guru Transformatif dengan tema ‘Guru Transformatif untuk Siswa Adaptif’.
“Melalui festival ini, Unika Soegijapranata bermaksud memberikan apresiasi setinggi-tingginya bagi para guru yang telah melakukan gerakan perubahan dalam ruang-ruang kelas. Mereka juga telah memberi pengalaman belajar yang menyenangkan bagi para siswa,” kata pria bergelar doktor bidang psikologi ini.
Peserta yang bisa mengikuti festival ini merupaan para guru yang mengabdi di sekolah tingkat SD/sederajat, SMP/sederajat, SMA/sederajat dan SLB yang berada di seluruh daerah di Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Tahapan festival ini dimulai pada akhir November 2021 hingga puncak acara pada Mei 2022 mendatang. Total hadiah yang akan didapatkan para pemenang adalah Rp 35 juta perkategori. Juara pertama pada setiap kategori akan mendapatkan beasiswa secara penuh untuk menempuh kuliah jenjang S2 di Unika Soegijapranata.
Ferdinand mengatakan, guru sebagai pemimpin pembelajaran di kelas adalah sosok agent of change yang dibutuhkan masyarakat guna mempersiapkan siswa menjadi manusia yang adaptif.
“Harapan kami, gerakan-gerakan perubahan yang telah dipraktikkan oleh para guru ini sekaligus dapat menjadi inspirasi bagi guru-guru lain untuk diterapkan di sekolah-sekolah mereka,” ujarnya.
Hasil praktik baik dari para pemenang akan didokumentasikan berupa audio visual dan dapat dilihat dan dipratikan guru lain. Inisiatif perubahan yang dilakukan para guru di dalam kelas ini penting untuk diseminasikan kepada publik secara luas karena berpotensi memunculkan efek perubahan yang berada di luar ruang-ruang kelas pula.
Sementara, CEO PT Marimas Putera Kencana, Harjanto Halim menyampaikan bahwa Marimas siap mendukung Festival Guru Transformatif. “Menjadi guru yang baik adalah menjadi murid yang baik,” ucapnya.
Wakil Rektor IV Bidang Kerjasama dan Pengembangan Bisnis Unika Soegijapranata, Robertus Probo Yulianto menuturkan, ketentuan peserta yang mengikuti festival ini yakni guru yang telah mengajar sekurang-kurangnya selama empat tahun.
“Setiap peserta akan diminta untuk membagikan pengalaman terbaik mereka dalam melakukan transformasi pendidikan di tempat mereka masing-masing. Pengalaman terbaik tersebut dapat berupa karya kreatif, inovatif, serta metode dan desain pembelajaran yang telah diimplementasikan,” jelasnya.
Ketua Panitia Bonifacio Bayu Senasaputro menambahkan, pada tahap pertama (28 November 2021-27 Januari 2022) peserta akan diminta untuk mengirimkan karya tulis mengenai gerakan perubahan yang sudah dilakukan.
Ini adalah seleksi paling awal untuk menentukan karya-karya siapa yang terbaik untuk didiseminasikan ke publik. Peserta yang lolos tahap ini akan masuk pada tahap berikutnya yaitu mempraktikkan langsung di dalam kelas dengan disaksikan juri (21 Februari 2021-18 Maret 2022).
Menurut Boni pada tahap kedua ini juri dan tim panitia akan berbagi tugas untuk mengunjungi lokasi sekolah dari setiap peserta yang lolos. “Hasil dari kunjungan ini adalah video-video praktik kegiatan di kelas yang akan kami unggah pada situs guru.unika.ac.id. Jadi, siapapun nanti dapat melihat langsung bagaimana guru mempraktikkan gerakan perubahan di sekolah masing-masing,” ucap Boni.
Sebanyak 12 peserta terbaik (tiga peserta dari setiap kategori) kemudian akan diundang ke Semarang untuk mengikuti tahap akhir dari festival. Pada tahap terakhir ini peserta akan diminta untuk mempraktikkan gagasan mereka pada sekolah-sekolah di Semarang yang sudah dipilih oleh panitia (19 Mei 2022).
Kemudian, keesokan harinya peserta akan menjalani uji publik dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar pendidikan secara umum dari para juri. Juri pada tahap final ini adalah para tokoh publik yang berkarya di pendidikan.
► https://jateng.tribunnews.com/2021/11/29/para-guru-yuk-ikut-festival-guru-transformatif-unika-soegijapranata-marimas-ini-ketentuannya?page=all.