Posisi Terminal Mangkang dan Terminal Penggaron yang jauh dari pintu tol, bisa memicu kemacetan di jalan yang dilewati bus. Waktu tempuh bus antarkota antarprovinsi (Akap) dan antarkota dalam provinsi (Akdp) juga semakin lama dibandingkan bila ke Terminal Terboyo.
Posisi Terminal Mangkang, berjarak 12,5 km dari Pintu Tol Krapyak. Jalur pantura di Jl Walisongo yang tiap harinya macet akan semakin macet dengan masuknya bus-bus tersebut.
Sama halnya dengan Terminal Penggaron yang jaraknya 3,5 km dari Pintu Tol Gayamsari. Jl Majapahit yang dilewati juga sering macet. Sementara itu, untuk jarak antara Pintu Tol Kaligawe dengan Terminal Terboyo lebih dekat, yakni 1,7 km.
Meski di Jl Raya Kaligawe juga sering macet, namun waktu tempuh tidak selama dibandingkan dari pintu tol ke Terminal Mangkang atau Terminal Penggaron. ’’Idealnya, untuk Terminal Tipe AMangkang, menunggu Tol Semarang-Batang selesai dibangun.
Bus Akap bisa masuk-keluar di pintu tol yang ada di daerah Mangkang. Dengan begitu tidak terjebak macet atau menambah kemacetan di Jalan Walisongo,’’ ujar pengamat transportasi dari Unika Soegijapranata, Djoko Setijowarno.
Dia mencontohkan, rute bus Akap untuk Semarang-DI Yogyakarta masih menggunakan tol Krapyak. Dari pintu tol menuju ke Terminal Mangkang masih jauh.
Ditambah lagi pada jam tertentu bus Akap sudah tidak boleh masuk dalam kota. Pemindahan ini masih perlu waktu,” terang Djoko, Minggu (10/12). Dia menambahkan, pemerintah juga perlu menyiapkan sarana dan prasarana penunjang. Moda transportasi dalam kota harus sampai malam atau 24 jam.
Tujuannya untuk mengakomodasi penumpang yang turun dari Terminal Mangkang menuju wilayah dalam Kota Semarang. ’’Bisa memaksimalkan BRT Trans Semarang untuk mengakomodasi penumpang di terminal menuju tengah kota.
Tapi, fasilitasnya diperbaiki lagi, mulai halte, penjadwalan yang teratur sehingga bisa diketahui calon penumpang. Penumpangnya kan banyak dari luar provinsi, yang usai turun dari bus Akap,” imbuhnya.
Antisipasi Kemacetan
Untuk Terminal Tipe B Penggaron, Djoko menyarankan perlu konsistensi dari Perusahaan Otobus ( PO) untuk transit ke terminal tersebut. Menurutnya, trayek bus dari timur seperti Jepara-Kudus-Demak- Penggaron melewati tol Gayamsari itu bagus.
Karena bila melalui Jalan Wolter Monginsidi langsung menuju Penggaron akan menyebabkan macet. ”Fisik Jalan Wolter Monginsidi masih belum sempurna untuk rute bus Akdp. Tapi bisa dilihat hasilnya dulu apakah sudah baik bila melalui tol Gayamsari,” katanya.
Adapun Kasat Lantas Polrestabes Semarang, AKBP Yuswanto Ardi mengatakan, untuk mengantisipasi kemacetan di jalur Gayamsari-Penggaron, pihaknya akan mengerahkan anggota untuk melakukan penjagaan di jalur tersebut.
Tak hanya itu, pihaknya juga akan melakukan pengaturan jalan di berapa titik yang rawan terjadi kemacetan. ”Karena ini baru berjalan dan kemacaten terjadi masih dalam batas wajar maka langkah awal, kami akan melakukan penjagaan dan pengaturan saja,” ungkapnya.
Terkait langkah lain, lanjut dia, masih terus dikoordinasikan dengan pihak terkait termasuk Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Semarang. Layak atau tidaknya jalur tersebut, harus diperhatikan. Jangan sampai justru nanti terjadi kemacetan parah.
(►http://www.suaramerdeka.com, Suaramerdeka 11 Desember 2017 hal. 17, 20)