Strategi kreatif dinilai sangat diperlukan untuk pengembangan sektor pariwisata yang sempat lesu pascapandemi Covid-19.
Sebut saja seperti sektor pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, dan lain sebagainya.
“Hikmah pandemi memberi perenungan soal euforia pembangunan pariwisata yang masif dalam beberapa tahun ke belakang,” kata Gunawan pada kegiatan seminar dan FGD yang diselenggarakan Kedaireka Unika Soegijapranata Tim ‘Green Fresh Farm Susu Sapi Jatirejo’ di Hotel Grand Candi Semarang, Kamis, 28 Juli 2022.
Pemimpin Redaksi Suara Merdeka itu juga menilai, tantangan dunia pariwisata ke depan tidaklah mudah.
Terlebih pada masa transisi saat ini setelah terguncang akibat pandemi Covid-19 selama dua tahun belakangan.
Dia menyebut, secara global sektor pariwisata mengalami kerugian sebesar 320 miliar US Dollar atau setara kurang lebih Rp 4.700 triliun per Juni 2020, berdasarkan data dari UNWTO.
Untuk itu, diperlukan suatu konsep tepat untuk menghidupkan kembali sektor ini. Salah satunya dengan pendekatan multidisiplin atau multiplatform.
Dengan kata lain, semua unsur yang melekat pada bidang ini haruslah ada. Gunawan juga menekankan pentingnya brainstorming dalam pengembangan pariwisata.
Istilah itu bisa disebut sebagai teknik yang digunakan untuk menemukan solusi terhadap masalah tertentu dengan mengumpulkan ide-ide secara spontan.
Rektor Unika Soegijapranata, Dr Ferdinandus Hindiarto mengatakan, ada lima judul dari perguruan tinggi ini yang lolos pendanaan dari Kedaireka.
Tujuannya untuk meningkatkan kemandirian bangsa dalam hal reka cipta dengan menghasilkan inovasi yang bisa menyelesaikan permasalahan yang ada di lingkup masyarakat.
Sementara itu, Ketua Tim ‘Green Fresh Farm Susu Sapi Jatirejo’ Kedaireka Unika, Dr Elizabeth Lucky Maretha menilai, diperlukan peran penting dari pemerintah daerah dan investor untuk mengembangkan wisata lokal, termasuk di Jatirejo, Gunungpati, Kota Semarang.
Terlebih desa wisata ini dinilai terus tumbuh dan berkembang dengan meningkatnya peran warga setempat untuk ikut serta membangun dan mengembangkan desanya.
Dia menyebut, dari sisi produsen susu sapi segar, Kelompok Tani Ternak Sido Makmur di wilayah Jatirejo memiliki 30 anggota peternak. Sebanyak 16 orang diantaranya merupakan peternak khusus sapi.
#https://www.suaramerdeka.com/semarang-raya/pr-044003514/pengembangan-pariwisata-perlu-libatkan-sektor-lain?page=all