Petikan senar gitar Mus Mujiono memainkan lagu Esok Kan Masih Ada, semakin memanaskan suasana Sport Hall Unika Soegijapranata, Senin (18/7) malam, saat perhelatan Soegijazz 2016. Lagu tersebut bukan merupakan yang pertama dimainkan Mus bersama Bank Jateng Band tapi mampu membuat penonton Soegijazz terbius oleh penampilannya.
Sebelum Mus Mujiono tampil bersama Bank Jateng Band, band-band dari berbagai kampus sudah lebih dahulu menghangatkan penonton Soegijazz bertema “The Sound of College”. Ada berbagai band kampus beraliran Jazz yang tampil diantaranya, dari UPH Jakarta, UKSW Salatiga, IMI Jakarta, ISI Surakarta, Unnes Semarang dan Unika Soegijapranata.
Tren musik dari era ke era berubah mengikuti perkembangan zaman. Pada era 2000 ke atas, musik Jazz sangat disukai dan menurut Mus Mujiono hal tersebut sangat positif dalam perkembangan musik. Ia menambahkan, aliran Jazz adalah musik yang membutuhkan skill.
“Jika Jazz sangat diminati dan berkembang maka perkembangan musik semakin bagus karena orang-orang yang memainkan memiliki skill. Anak-anak saat ini lihat lebih dari apa yang saya lihat beberapa tahun lalu, baik dari skill maupun pengetahuan musiknya,” kata Mus sesaat sebelum tampil di atas panggung.
Perkembangan musik Jazz yang maju seperti saat ini menurutnya, tidak lepas dari peran musisi-musisi antara lain Bubi Chen yang telah berjasa mengagas sekolah musik. Jasa musisi Jazz itu membuat musisi-musisi sekarang jago bermain musik.
Mus mengaku, sering sekali berkolaborasi dengan anak-anak muda dan tidak menemui kendala karena pengetahuan dan skill mumpuni dalam bermain Jazz. Mereka sambungnya, gampang sekali diajak diskusi mengenai musik.
“Saya berkolaborasi dengan anak-anak muda, ingin merasakan bagaimana dunia musik saat ini. Tidak ada masalah saat berkolaborasi dengan mereka karena pengetahuan dan skill-nya mumpuni,” tambahnya.
Musik saat ini jauh berbeda karena dulu sekolah musik dapat dihitung jari dan minat sedikit serta banyak musisi dadakan kalau sekarang tidak. Sekarang timbul masih kata dia, sekolah musik yang luar biasa banyak dan menghasilkan talenta yang luar biasa.
“Saya melihat potensi luar biasa dalam perkembangan Jazz di setiap daerah, Boyolali, Surakarta dan Semarang. Sekarang setiap daerah ada event Jazz dan muncul kelompok-kelompok band yang bagus, kalau di Semarang ada Jazz Ngisor Ringin dan dulu Bud and Friend,” tuturnya.
Jazz masuk kampus seperti Soegijazz menurutnya juga sangat positif di lingkungan mahasiswa dan universitas. Atusiasme bisa dilihat dari anak-anak muda dengan skill yang mumpuni lahir berbagai event dan kelompok Jazz bermutu.
“Saat ini banyak kelompok Jazz yang benar-benar murni, tidak seperti dulu dimana saat ini banyak yang mengutamakan skill. Penikmat Jazz pun sudah mengetahui, seperti apa Jazz itu,” papar Mus.
Perkembangan Jazz menurutnya, tidak lepas dari mulai berkembangnya media online dan digital antara lain Youtube dan Soundcloud. Melalui media-media tersebut pemusik dan penikmat Jazz bisa melampiaskan gagasan dan kegemarannya.
Kondisi tersebut berbeda dengan beberapa tahun lalu dimana hanya melalui televisi seorang pemusik bisa terkenal. Beberapa tahun lalu, seseorang yang tidak mempunyai skill tinggi juga bisa mudah terkenal dengan bantuan media, tetapi sekarang harus mempunyai kemampuan bermusik.
Tautan : http://berita.suaramerdeka.com
DKV SCU Bicara Strategi Komunikasi Visual, Tekankan Pendekatan Etika dalam Proses Kreatif
Menggandeng PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE Express), Program Studi