Isu kerusakan lingkungan dan polusi di Indonesia sangat krusial, saat pemerintah mentargetkan 35 ribu mega watt dengan melakukan pembangunan pembangkit listrik. Masalah transportasi juga dianggap sebagai penyumbang polusi di Indonesia.
Selain dianggap sebagai penyumbang polusi, bahan bakar dari fosil juga lama kelamaan akan habis jika terus menerus digunakan. Berbagai kebutuhan, sebagai bahan bakar pembangkit listrik dan transportasi paling banyak menggunakan bahan bakar fosil.
Pengembangan aplikasi green energi dan ramah lingkungan, untuk mengurangi pembakaran bahan bakar fosil dengan berbagai inovasi dilakukan. Converter statis yang tanpa bergerak bisa on-off sampai 50 ribu kali dalam satu detik dapat berperan dalam dunia kelistrikan dan transportasi dengan memanfaatkan panel surya, misalnya.
Panel surya sangat berpotensi di Indonesia yang terletak di kawasan tropis di mana siangnya setiap hari berlangsung selama 12 jam sepanjang tahun. Selama ini panel surya dipasang sebagai satu sumber listrik, tetapi kali ini akan digabungkan dengan sumber listrik lainnya dari PLN.
Dengan cara ini saat siang hari, konsumsi listrik di rumah tangga misalnya, bisa menggunakan sumber listrik dari panel surya. Panel surya itu misalnya bisa menghasilkan daya 1000 watt sedangkan yang dikonsumsi hanya 700 watt maka tersisa 300 watt. Dengan KWH meter khusus dan sudah mengantongi izin dari PLN, energi yang tidak digunakan itu bisa disalurkan ke PLN dan KWH meter jarumnya tidak maju melainkan mundur tetapi bukan mencuri listrik.
Listrik yang disetorkan ke PLN bisa digunakan oleh konsumen lain. Sebagai kompensasinya, PLN memberikan tambahan token kepada pihak yang menyetor listrik. Demikian pula jika cuaca mendung misalnya, kebutuhan konsumsi listrik 400 watt tetapi yang dihasilkan panel surya hanya 200 watt maka sisanya diambil dari listrik yang dipasok PLN.
Sedangkan transportasi dengan tenaga dari listrik dimana saat ini masih jarang digunakan dan paling banyak dengan menggunakan teknologi hybrid yang masih menggunakan tenaga dari bahan bakar fosil. Tetapi di masa mendatang dengan pengembangan baterai yang semakin maju maka bakal tidak mungkin mobil listrik yang selama ini belum dilirik maka akan semakin diminati.
Bukan hal yang tidak mungkin, kedepan ada baterai mobil listrik yang bisa diisi hanya dengan waktu singkat dan bisa menyimpan energi yang besar. Maka mobil berbahan bakar fosil akan semakin ditinggalkan karena lebih mudah, murah dan bersih menggunakan tenaga listrik.
Hal tersebut merupakan pokok-pokok pemikiran dari Prof DR Ir Slamet Riyadi MT yang disampaikan dalam orasi ilmiah pengukuhan guru besar bidang ilmu Teknik Elektro pada Fakultas Teknik Unika Soegijapranata. Slamet Riyadi merupakan guru besar pertama Unika Soegijapranata dalam bidang Ilmu Teknik Elektro dan di Jawa Tengah.
Ia dikukuhkan sebagai guru besar, pada Kamis (11/1) tepat saat pria yang sudah sejak 1992 menjadi staf pengajar di Unika Soegijapranata itu berulang tahun untuk ke-51.