TRIBUNJATENG .COM, SEMARANG- Profesor Azwar Maas dari Fakultas Pertanian UGM memiliki win-win solution untuk menanggulangi pembakaran lahan gambut yang ada di Sumatra dan Kalimantan. Hal itu ia paparkan ketika mengisi sebuah Seminar di Universitas Katolik Soegijapranata, Jumat (20/11/2015) pagi ini.
Dalam seminar bertajuk Pasca Kabut Asap, Tinjauan Perlindungan dan Kesehatan itu ia menjelaskan tentang penelitiannya bahwa setiap lahan gambut pada dasarnya memiliki kubah, yang mampu menahan persediaan air yang cukup banyak jika ditanami dengan tumbuhan yang mampu menahan cadangan air seperti Sagu
"Nah yang perlu kita lakukan adalah menjaga setiap lahan gambut agar kubahnya tidak ditanami sawit, area lain silakan ditanami sawit tapi dalam kubahnya, jangan karena ini akan menjaga kandungan air dimana saat musim panas tiba cadangan air ini akan mengalir ke tempat lain sehingga lahan gambut tetap lembab sehingga tidak mudah dibakar atau terbakar," terangnya.
Azwar menjelaskan, dia sudah beberapa kali bertemu dengan presiden Jokowi tentang solusi hasil penelitiannya ini. Menurutnya sudah ada persetujuan untuk pengaturan tentang penanaman sagu di kubah lahan gambut itu. Beberapa bulan kedepan ia akan kembali ke Riau untuk menerapkannya.
"Memang tidak mudah menemukan mana bagian kubah gambut atau yang datar biasa, hal ini karena kemiringan kubah tidak terlalu tampak, sepintas hanya seperti dataran biasa," jelasnya lebih lanjut. Menurutnya solusi itu paling mugkin dilakukan.
Hal itu karena menurutnya antara kepentingan lingkungan dan kepentingan ekonomi selalu berbenturan. "Kita tidak bisa serta merta menutup industri karena melanggar lingkungan, karena sekarang semua bahan juga banyak menggunakan minyak sawit, begitu juga akan ada potesi pengangguran besar ketika Hutan Tanaman Industri ditutup, oleh karena itu dengan metode ini keduanya bisa berjalan berdampingan," pungkasnya. (*)
sumber : jateng.tribunnews.com