Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata Semarang menggelar wisuda periode IV 2021 yang diikuti 228 wisudawan secara hybrid, pada Sabtu (18/12/2021).
Rektor Unika Soegijapranata Semarang Dr Ferdinandus Hindiarto mengungkapkan, pada acara wisuda kali ini ada prosesi yang berbeda dengan wisuda sebelumnya.
Acara wisuda secara offline, hanya dihadiri oleh beberapa wisudawan dengan meraih predikat terbaik. Wisudawan yang lainnya mengikuti secara online.
“Prosesi wisuda yang berbeda yakni pemindahan kuncir topi toga dilakukan oleh orang tua wisudawan. Hal itu juga berlaku untuk wisudawan yang mengikuti acara secara online,” kata Ferdinand.
Tidak hanya itu, para wisudawan juga harus melakukan prosesi sungkeman kepada orang tua. Momen itu sebagai ungkapan terima kasih kepada orang tua yang telah memberikan suport selama menuntut ilmu di Unika.
“Prosesi sungkeman merupakan langkah tata laku yang harus dikuatkan. Dan juga sebagai wujud bakti kepada orang tua atas dukungannya selama ini,” ungkapnya.
“Orang tua sangat berperan dalam mengantarkan anaknya hingga ke titik wisuda. Jadi prosesi sungkeman sebagai ucapan terima kasih mereka kepada orang tua,” imbuhnya.
Dalam kegiatan wisuda tersebut, Ferdinandus Hindiarto menyampaikan pidato bertemakan memperpendek siklus zona nyaman.
“Dimana para wisudawan “Zona nyaman memang menyarupai sebuah siklus. Saat siklus itu berjalan dengan waktu yang panjang akan membuat terlena dengan perubahan. Pandemi memberikan pelajaran tentang beratnya keluar dari zona nyaman. Lalu banyak orang memiliki asumsi “begini saja sudah cukup kok”. Asumsi itu membuat pengembangan diri menjadi berhenti,” katanya.
Pihaknya berharap agar para wisudawan menyadari betul tantangan tersebut. Para wisudawan harus keluar dari zona nyaman untuk beradaptasi dengan berbagai perubahan yang terjadi.
►https://rri.co.id/semarang/pendidikan/seputar-pendidikan/1297162/prosesi-unik-di-wisuda-periode-iv-2021-unika-sugijapranata