(TRIBUNJATENG), SEMARANG – Kenakalan remaja dimulai dari proses penyesuaian diri anak yang tidak berjalan mulus.
Hal itu diucapkan oleh Ketua panitian kegiatan catur windu Fakultas Psikologi Unika Dr Kristiana Haryanti yang menyelenggarakan konseling gratis di 32 sekolah yang dimulai sejak 19 Maret lalu.
Ditemui di kampusnya, Kristiana menjelaskan, hasil konseling memang belum keluar karena masih merangkum hasil konseling dari 102 konselor dari Fakultas Psikologi.
"Setiap konselor menangani sedikitnya lima anak dari setiap sekolah, saat ini data sedang dirangkum dan akan dibuat pemetaannya," beber Kristiana.
Meski demikian, secara garis besar, dari yang ia temui dari beberapa siswa problematika kenakalan remaja dimulai dari proses penyesuaian diri.
"Misalnya gampang saja ketika mulai masuk ke lingkungan SMK, dan anak baru menyesuaikan diri dengan teman baru yang rata-rata ada perokok misalnya, maka anak baru tadi akan ikut merokok padahal sebelumnya tidak," terangnya.
Ia beranggapan, jika tidak menyesuaikan dengan kebiasaan teman barunya maka akan terjadi konflik dengan teman. Remaja dengan perubahan hormonnya yang memacu emosi, ditambah dengan konflik dianggap Kristiana akan memacu kenakalan seperti tawuran dan perkelahian.
"Tapi itu masih anggapan awal, karena hasilnya masih dirangkum, nanti akan segera kita tindak lanjutu karena dari Dinas Pendidikan juga menginginkan adanya Family Schooling yang ditujukan kepada orang tua untuk pembelajaran bagaimana cara memberikan pendidikan yang baik kepada anak sehingga tidak timbul masalah di kemudian hari," pungkasnya. (*)
Tautan : http://jateng.tribunnews.com