Universitas Katolik Soegijapranata menyelenggarakan prosesi wisuda dihadapa 421 peserta di gedung sports hall, Unika, Jalan Pawiyatan Luhur Semarang, Sabtu (10/9/2016) lalu.
Dalam kesempatan itu, Rektor Prof Budi Widianarko Msc menyemangati wisudawan dengan istilah You Are What You Are Good at. “Artinya kalau kita memiliki kompetensi di suatu bidang dengan sangat baik maka kita bisa mendapat peluang untuk dapat berkarya di berbagai belahan dunia,” bebernya dalam keterangan tertulis yang diterima Tribun Jateng.
Istilah itu ia temukan setelah menyoroti tulisan Victoria Fanggidae di harian Kompas, 2 September 2016. Dalam tulisan itu disebutkan Indonesia terpuruk di peringkat paling bawah pada hampir semua jenis kompetensi yang diperlukan orang dewasa untuk bekerja dan berkarya sebagai anggota masyarakat.
Budi, memaklumi kesimpulan tulisan tersebut karena setelah ditelaah lebih lanjut, pembanding bagi Indonesia adalah negara-negara maju. “Namun yang unik adalah bahwa sebaran kompetensi di berbagai daerah di Indonesia itu lebih tinggi daripada negara lain atau kemampuan kompetensi manusia dewasa di Indonesia memiliki kemampuan yang sangat beragam, lebih dari negara-negara maju,” ungkapnya.
Menurutnya, keragaman ini berimbas pada penghasilan. Hasil survey di Jakarta menunjukkan bahwa meningkatnya lama pendidikan formal itu berhubungan langsung dengan peningkatan penghasilan, artinya semakin tinggi pengetahuan seseorang dengan belajar di sekolah atau perguruan tinggi maka akan semakin tinggi tingkat penghasilannya.
“Peningkatan masa studi sekitar 3 tahun di Indonesia akan meningkatkan penghasilan sampai hampir 30%. Hal ini berbeda jika dibandingkan dengan negara-negara maju di mana masa studi yang sama hanya berpengaruh terhadap kenaikan penghasilan sebesar 14%. Maka para wisudawan yang masuk dalam kelompok yang memiliki kesempatan studi termasuk beruntung, karena memiliki kesempatan untuk mendapatkan penghasilan lebih tinggi” tutur Prof Budi.
Ia menambahkan, di tengah sejumlah kritik terhadap kinerja pendidikan di Indonesia yang masih dibawah negera-negara lain, tetapi hari ini semakin banyak lulusan di Indonesia termasuk lulusan Unika Soegijapranata yang bekerja di luar negeri. “Fakta ini menunjukkan sebenarnya kita harus lebih percaya diri dalam menilai mutu pendidikan tinggi di Indonesia” jelasnya.
Ia mencontohkan ada seorang alumnus Unika Soegijapranata mengawali karirnya selama 10 tahun di kota Pati, namun setelah itu dia sudah memimpin sebuah perusahaan industri yang dimiliki oleh multi corporation di Petaling Jaya, Malaysia. Ada juga yang awalnya bekerja di Tangerang berkarya pada perusahaan lokal, lalu hijrah ke Johor Baru dan sekarang bekerja di Singapura. Mereka adalah mahasiswa yang lulus dari Unika 10 atau 8 tahun yang lalu, tidak pernah belajar di luar negeri tetapi belajar di Indonesia.
“Jadi artinya peluang itu terbuka bagi siapapun, yang penting adalah kompetensi” ungkapnya. (http://jateng.tribunnews.com)
Serah Terima Jabatan Ormawa FHK SCU
Fakultas Hukum dan Komunikasi (FHK) Soegijapranata Catholic University (SCU) melaksanakan Serah