Rektor Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata Semarang, Ferdinandus Hindiarto menuturkan proses komersialisasai hasil riset dari perguruan tinggi ke dunia usaha dan industri tidak mudah. Ferdi, sapaannya, mengatakan bahwa ada kendala pada rutinitias tenaga pengajar atau dosen yang tidak bisa ditinggalkan, lalu fokus pada hasil riset tersebut. Sehingga riset akan terkendala waktu. Sementara, dunia usaha dan industri selalu menuntut hasil yang cepat. Lantaran mereka ditarget produksi.
“Memang benar hasil riset dosen susah sekali diadopsi dan dipakai industri. Bulan lalu saya mengunjungi satu perusahaan besar di Indonesia untuk membuka ruang komersialisasi. Mereka mengakui kehebatan riset perguruan tinggi, tapi mereka mintanya cepat. Karena kalau sudah bicara industri pasti bicara kecepatan,” kata Ferdi, Kamis (6/1/2022).
Ia menegaskan bahwa dosen di Indonesia, bukan saja Unika, memiliki banyak jam mengajar, bimbingan mahasiswa, dan tugas administrasi. Karenanya, dosen tidak fokus untuk menggarap hasil riset yang nantinya dibutuhkan industri. Akibatnya, karya akan tertunda. Berbeda dengan dosen di beberapa negara yang mana ada dosen fokus untuk riset, sehingga tidak terbebani jam mengajar, bimbingan, dan administrasi.
“Kami sudah melakukannya. Industri kan kebanyakan menggunakan mesin impor, biasanya yang terjadi vendor mesin itu hilang, sehingga mesin harus dimodif. Kami melakukan modif mesin tersebut dan hasilnya perusahaa puas, namun mengeluh kok sui (kok lama),” ucapnya.
Namun, pihaknya tetap berupaya agar hasil riset dan karya dari Unika bisa dikembangkan agar bermanfaat bagi dunia usaha dan industri. Upaya yang dilakukannya agar hal tersebut bisa terwujud yakni dengan adanya wakil rektor yang membidangi khusus terkait inovasi, publik, dan riset. Harapannya, inovasi dan riset dari warga Unika bisa dihilirisasi.
“Selain itu, untuk menjembatani hasil riset, kami berencana membuka kantor pusat HAKI (hak kekayaan intelektual), hak paten, hingga hak komersialisasi. Jika hasil riset digunakan industri, tentunya membutuhkan hak komersialisasi juga,” kata Ferdi.
►https://jateng.tribunnews.com/2022/01/06/rektor-unika-hasil-riset-perguruan-tinggi-sulit-dikomersialisasikan-dunia-usaha-dan-industri.