https://cloud.jpnn.com/photo/jatim/news/normal/2022/01/23/romo-aluysius-budi-purnomo-akrab-disapa-romo-budhenk-foto-wf-vhox.jpg
Perjuangan Komunitas Pegunungan Kendeng Utara menolak pabrik pertambangan memantik Romo Aluysius Budi Purnomo melakukan riset disertasi dengan menerapkan ensiklik laudato si’.
Pastor Campus Ministry Unika Soegijapranata itu menjalani riset langsung di tengah-tengah kehidupan warga Pegunungan Kendeng Utara selama 15 hari.
Disertasinya berjudul Model Kepemimpinan Ekoteologis Interreligius sesuai Ensiklik Laudato Si’ dalam Konteks Komunitas Pegunungan Kendeng Utara.
Ia tercatat sebagai mahasiswa program doktoral Ilmu Lingkungan di Unika Soegijapranata sejak Agustus 2019 hingga mengikuti sidang terbuka di Gedung Thomas Unika, Jumat (21/1).
Menurutnya, ajaran yang tertuang dalam ensiklik laudato si’ mengharuskan manusia merawat bumi ini sebagai rumah bersama. Latar belakang itu sesuai dengan perjuangan Komunitas Pegunungan Kendeng Utara (KPKU) yang terbentang dari Kabupaten Rembang, Pati, dan Blora, mempertahankan ekologi untuk diwariskan anak cucunya.
“Ini cocok dengan pergerakan mereka, kebetulan saja di sana ada kasus pabrik semen dan banyak penambangan legal maupun ilegal di sepanjang kawasan Pegunungan Kendeng,” kata Romo Budi sebelum menjalani Sidang Terbuka Doktoral di Unika Soegijapranata, Jumat (21/1).
Ia menjelaskan alasan pertamanya, selama 50 tahun terakhir bumi makin hebat mengalami krisis ekologi dengan berbagai macam gejalanya seperti pemanasan global.
Selain itu, kata dia, krisis air, krisis tanah, polusi udara, perdebatan antarpemimpin yang tidak ketemu solusi, hingga lemahnya perjuangan untuk itu, membahayakan generasi masa depan.
Menurutnya, kajian lingkungan hidup strategis (KLHS) yang dibuat tim kepresidenan pada 2017 sudah jelas bahwa Pegunungan Kendeng Utara adalah kawasan tentang alam khas yang memiliki cekungan.
Dengan dasar itu, kata dia, seharusnya industri tambang tidak diijinkan keberadaannya.
“Kemudian putusan MK dalam peninjauan keputusan PK Nomor 99/TUN/2016 jelas dengan suara bulat memenangkan warga, ujarnya.
Roma Budi menjelaskan bahwa kemenangan secara hukum atau legal formal seharusnya membuat pabrik yang beroperasi berhenti, tetapi ternyata tidak.
“Pandangan itulah yang menguatkan saya riset di sana karena adanya relevansi tersebut,” tutur Ketua Komisi Keadilan, Perdamaian, dan Keutuhan Ciptaan Kevikepan Semarang ini.
Romo Budi memberikan rekomendasi secara teoritis. Ia menawarkan teori baru urusan krisis ekologi merawat bumi yang tidak bisa dilakukan sendiri, terutama di Pegunungan Kendeng Utara.
Ia mengajak kiai, aktivis, dan tokoh masyarakat adat di sana bergerak bersama secara lintas agama.
“Merawat bumi tidak bisa sendirian, dan itu teori yang belum pernah dikerjakan akademisi manapun apalagi dukungan dari laudato si’ dan konteks KPKU,” ujar Promovendus kelahiran Wonogiri 54 tahun silam.
Konteks KPKU lebih sering digunakan riset untuk sumber daya alam, hukum, dan ketidakadilan. Namun, dirinya mengambil segmen teologi yang ramah dan peduli lingkungan untuk dikerjakan bersama apapun agama dan kepercayaan.
“Jangan atas nama kepentingan keuntungan sesaat dan ekonomis merugikan generasi masa depan lalu mengeruk alam ini dan meninggalkan warisan buruk untuk generasi masa depan,” pinta penasihat Gusdurian Semarang ini.
Harapannya, riset yang dia lakukan dapat menginspirasi penguasa, pengusaha, maupun rakyat lewat suara hati melihat ada masalah yang bisa diselesaikan dengan baik bila duduk bersama.
Romo Budi menegaskan bahwa upaya tersebut dapat menjauhkan bahaya-bahaya koruptif muncul, serta perpecahan dan gesekan sosial.
“Dengan jujur, rendah hati, dan saling mendengarkan supaya tidak ada perselingkuhan tiga pilar ini,” ucap juru dakwah umat Katolik yang gemar memainkan saksofon ini.
Romo Budi menyampaikan rekomendasi terakhir dalam disertasinya. Apapun agama dan kepercayaan, ia berharap dapat bersama menyadarkan timbulnya perusakkan sosio-ekologis yang akan menggangu relasi antarmasyarakat, penguasa dan pengusaha.
“Saya bersyukur khotbah banyak kiai, ulama, dan romo, sudah mulai mengutip teks yang mengajak orang peduli lingkungan, itu meneguhkan hal ini,” papar Wakil Ketua FKUB Jawa Tengah itu.
►https://jateng.jpnn.com/simpang-lima/802/romo-budi-terapkan-ensiklik-laudato-si-sebagai-solusi-konflik-di-pegunungan-kendeng-utara