KONFERENSI Waligereja Indonesia (KWI) dan Persatuan Gereja Indonesia (PGI) tahun 2016 menetapkan tema Natal bersama ”Hari Ini Telah Lahir Bagimu Juruselamat, Yaitu Kristus, Tuhan di Kota Daud” (Lukas 2:11).
Tema ini mengajak seluruh umat untuk bersukacita karena Allah berkenan turun ke dunia untuk turut dalam kehidupan manusia yang penuh dengan tantangan dalam menghadapi banyak permasalahan. Ini merupakan bukti cinta Tuhan pada umat-Nya. Natal tahun ini umat di Keuskupan Agung Semarang (KAS) telah memiliki sebuah visi bersama yaitu ”Terwujudnya peradaban kasih dalam masyarakat Indonesia yang sejahtera, bermartabat, dan beriman.”
Sejalan dengan visi tersebut harapan umat Katolik di Keskupan Agung Semarang dapat turut aktif menghadapi situasi dan dinamika perkembangan di negara Indonesia dewasa ini. Dalam citacita umat KAS tujuan yang akan dicapai adalah sebuah peradaban kasih.
Peradaban kasih itu sendiri suatu kebudayaan yang telah mencapai taraf tinggi dan kompleks yang dilandasi dengan kasih. Namun untuk menuju peradaban kasih tersebut ada tiga aspek yang menjadi dasar berpijak yaitu sejahtera, bermartabat dan beriman.
Sejahtera mengandung makna bahwa manusia Indonesia haruslah tercukupinya kebutuhan tentang rasa aman sentosa dari kekhawatiran terutama mencakup soal pangan, papan, sandang, pendidikan, kesehatan dan kesempatan kerja. Bermartabat adalah berperilaku hidup berdasar nurani yang menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan, menghargai hak asasi manusia, mengusahakan perdamaian, dan melestarikan keutuhan ciptaan.
Dalam bermartabat manusia juga dituntut tidak hanya mengusahakan hidup kesalehan individual tetapi juga kesalehan sosial itu dapat tercermin dalam sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari seperti menjaga pluralisme, mengembangkan gotong royong, tidak diskriminatif dalam pengambilan keputusan yang menyangkut pemenuhan hak-hak dasar.
Beriman sebuah tataran yang paling utama sebuah relasi kasih antara Allah dan manusia dan merupakan relasi yang secara mendasar akan memengaruhi pula relasinya dengan saudara seiman, sesama manusia dan sesama ciptaan Allah. Dalam mengembangkan relasi iman tersebut diperlukan aspek pengetahuan, penghayatan, pengungkapan dan perwujudan iman.
Natal yang Sejahtera
Kehidupan yang damai dan sejahtera adalah dambaan setiap manusia. Yang menjadi sebuah permenungan bahwa di dunia sekarang ini cukup sulit menemukan damai sejahtera. Bagi kita manusia yang hidup di dunia ini damai sejahtera sifatnya hanya sementara dan kadang kita tidak tahu apa yang terjadi esok hari.
Maka dengan perayaan Natal tahun ini kita semua yang telah memperoleh kesalamatan dari pengorbanan Tuhan untuk turut terlibat dalam menyejahterakan sesama kita tanpa membandingkan perbedaan apa pun. Jika Natal tahun ini dapat membawa kesejahteraan bagi umat manusia niscaya kehidupan manusia di mana pun berada terutama di tanah air kita Indonesia akan dilimpahi kedamaian dan kerukunan.
Bila kesejahteraan telah melimpah dalam kehidupan manusia maka martabat kemanusiaan akan dihormati dan dijunjung tinggi oleh sesama manusia karena adanya saling cinta dan kasih, inilah makna Natal yang paling mendalam sebagaimana Yesus lahir di kandang hewan namun oleh Tuhan martabatnya ditinggikan karena kedatangan tiga raja.
Dalam merayakan Natal, umat kristiani diharapkan semakin mengembangkan imannya yang dihayati dalam bentuk mengembangkan relasi dengan sesama yang berbeda suku, agama dan ras serta aliran yang diwujudkan dengan kerja sama dalam tataran kegiatan sosial dan budaya. Dengan semakin dikembangkannya relasi sesama maka kita semua berharap peringatan Natal akan semakin meningkatkan keimanan kita pada Allah Bapa.
Semoga Natal tahun ini akan membawa kesejahteraan bagi seluruh umat manusia yang bermartabat sebagai ciptaan Tuhan yang paling sempurna serta diharapkan keimanan kita kepada Tuhan akan membawa kedamaian dan kerukunan khususnya di Indonesia.
— Ign Dadut Setiadi, anggota The Soegijapranata Institute Unika Soegijapranata
(SUARA MERDEKA, Sabtu, 24 Desember 2016, hal. . http://berita.suaramerdeka.com)