Arsitek dituntut tidak hanya mampu mendesain bangunan eksterior, melainkan juga interiornya. Adapun, furniture merupakan unsur penting dalam desain interior, sehingga penting juga bagi arsitek untuk memahaminya. Demikian diungkapkan Ketua Panitia Architecture Annual Exhibition (AAE) 2019 Rafael Adrian Lianto disela-sela penyelenggaraan AAE di SIM Square Telogorejo Semarang, Minggu (14/4).
"AAE ini workshop dan pameran yang pelaksanaannya kolaborasi antara Prodi Arsitektur, Fakultas Arsitektur dan Desain, Unika Soegijapranata dengan Akademi Teknik PIKA (ATPIKA) jurusan Interior dan Desain. Even ini temanya Furniture Making karena didalam arsitek dituntut bisa desain eksterior bangunan dan interior, di mana furnitur jadi unsur penting desain interiornya," jelas Rafael. Himpunan Mahasiswa Arsitektur (HIMA) Unika dan ATPIKA telah menggelar workshop furnitur berbahan kayu limbah pinus pada Januari lalu.
Dan, AAE yang digelar Jumat – Minggu (12-14/4) ini sebagai bentuk tindak lanjut workshop tersebut. Adapun, tujuannya yaitu untuk edukasi
serta belajar memasarkan furnitur. Selama tiga hari, ada enam pembicara yang menyampaikan materi berbeda-beda. Hal tersebut memberi kesempatan untuk menambah ilmu.
Di sisi lain, Ketua Program Studi Arsitektur Unika Soegijapranata Maria Damiana Nestri Kiswari ST MSc menjelaskan, dunia furnitur pertumbuhan sangat pesat. Mulai tuntutan pasar, teknologi, termasuk juga pelaku industrinya. Harapannya, mahasiswa bisa menyerap ilmu yang telah dipelajarinya selama ini. "Arsitektur juga bersingungan dengan furnitur, meski bukan bidang khusus arsitek. Dalam desain ruang, perlu mengenal spesifikasi interior, termasuk materialnya," tandasnya. Mahasiswa dalam hal ini bukan hanya mendapatkan teori, tapi juga praktik membuat furnitur.