Penutupan Kegiatan Festival Kota Lama kali ini dimeriahkan oleh Soegijazz 2022. Pertunjukan yang diselenggarakan oleh Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata ini akan berlangsung 25 September mendatang di Laroka Theater Semarang. Rektor Unika Soegijapranata Ferdinandus Hindiarto mengatakan Soegijazz kembali menggelar pertunjukan setelah dua tahun vakum.
“Tahun ini kita selenggarakan di Kota Lama. Kita ini bagian dari Kota Semarang. Jadi tidak hanya dinikmati komunitas akademik kita tapi juga masyarakat luas,” jelasnya kepada Jawa Pos Radar Semarang saat ditemui di Gedung Mikael Kampus Unika Soegijapranata.
Ketua Panitia Soegijazz, Benny Danang Setianto menyampaikan pemilihan genre jazz menggambarkan bagaimana karakter sebuah Universitas. Sebagai sebuah institusi pendidikan yang dimana setiap mahasiswa dan dosen memiliki kebebasan untuk mengembangkan kemampuannya masing-masing. Pada saat bersamaan juga harus bisa memadukan semua keterampilan dahsyat dari dosen dan mahasiswa dimaksimalkan dengan perform harmoni yang indah
“Genre Jazz dipilih karena melihat bagaimana setiap pemain bisa memiliki improvisasi sebebas-bebasnya dalam artian tertentu, tetapi juga saat bermain bersama dengan anggota lainnya bisa membentuk improvisasi sebuah harmonisasi yang indah,” jelasnya.
Benny menambahkan, ide awalnya Soegijazz menjadi sebuah kebiasaan Unika Soegijapranata sebagai sebuah institusi pendidikan dalam menyambut mahasiswa baru. Menurutnya Soegijazz menjadi penutup dalam acara Festival Kota Lama ini menghadirkan Deredia.
Beni mengaku, Deredia merupakan band yang berasal dari Kota Jakarta yang digawangi oleh Louise Monique Sitanggang sebagai vokal, Yosua Simanjuntak bermain gitar, Raynhard Lewis Pasaribu memainkan piano, Papa Ical bagian bass, dan Aryo Wicaksono memainkan drum. Pada tahun 2016, mereka telah melahirkan satu debut album Bunga dan Miles. Dalam album tersebut Deredia memberikan nuansa musik klasik pop dengan ada sedikit sentuhan jazz.
Soegijazz merupakan salah satu gagasan acara yang digarap secara serius oleh Unika Soegijapranata. Benny menceritakan hal yang membedakan Soegijazz dengan acara lainnya adalah mengenai konsepnya yang memberikan sentuhan etnis.
“Unsur Etnik ini digambarkan dalam logo dengan memadukan Saxophone yang sering dipakai oleh teman-teman yang menggeluti dunia jazz serta menambahkan gamelan sebagai gagasan awalnya mengenai etnis,” tuturnya.
Sementara Wakil Rektor Kerjasama dan Pengembangan Bisnis Unika Soegijapranata Probo Yulianto mengatakan event yang telah dilaksanakan sejak tahun 2015 ini sempat absen saat pandemi. Meski agenda kali ini tidak semasif dulu, pihaknya berharap penampilan Soegijazz ini dapat memberikan hiburan kepada masyarakat. “Meski tidak semasif dulu. Harapannya bisa memberikan hiburan pada masyarakat. Khususnya mengenalkan musik jazz pada anak muda,” akunya.
#https://radarsemarang.jawapos.com/webtorial/2022/09/23/soegijazz-2022-jadi-penutup-kegiatan-festival-kota-lama/