Prevalensi karies gigi di Indonesia masih tinggi meski jumlah dokter gigi jumlahnya meningkat tiap tahun. Ditambah banyaknya pertanyaan dari pasien yang rata-rata masih anak-anak, membuat dokter gigi di Kota Semarang menciptakan aplikasi game edukatif seputar kesehatan dental.
Aplikasi “Adventure of Gigi” yang dapat diunduh dari Play Store di ponsel Android, menurut pemilik ide drg Teguh Persetya Hery Purnomo, Sp KGA, memberi pengetahuan masyarakat penyebab karies dan kuman-kuman apa saja yang ada di dalam mulut.
“Game edukasi ini tidak menyebabkan kecanduan bagi anak-anak yang memainkan, ada sesuatu yang kami sampaikan dan fokus tujuannya apa. Begitu level dilalui, anak-anak sudah mengerti, maka sudah selesai,” kata drg Teguh di sela-sela peluncuran game di Gedung Thomas Aquinas Unika Soegijapranata.
Semua tokoh dalam permainan ini sambungnya, diambil asli dari dunia nyata termasuk bakteri-bakteri dan monster yang ada. Bentuk bakteri riil yang ada di mulut jelasnya, kemudian digambar dan dibuatkan animasi, dibantu oleh mahasiswa GameTech Unika Soegijapranata.
“Kami ingin mempermudah pemahaman anak-anak mengenai kuman dan bakteri di mulut, mereka sering bertanya mengapa sakit gigi, apakah di dalam gigi ada ulat dan sebagainya. Jawaban pertanyaan itu semua ada di dalam game ini,” tuturnya.
Menurut Teguh, game edukasi ini sudah dipresentasikan dalam acara Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) di Yogyakarta dan memeroleh apresiasi yang sangat luar biasa dari rekan sejawatnya sesama dokter gigi. Penggunaan tokoh-tokoh di dalam game yang diambil dari dunia nyata sudah seizin dari dewan kehormatan PDGI.
“Ke depannya kami akan mengembangkan tidak hanya berhenti pada aplikasi permainan tetapi kemungkinan bisa menjadi pengingat orang dan sebagai tutorial untuk menyikat gigi yang benar,” tamba Teguh.
Selain pembuatan aplikasi, ia dan mahasiswa Unika juga membuat film mengenai kesehatan gigi dengan durasi 11 sampai 12 menit sebagai media edukasi kepada masyarakat terutama anak-anak. Dengan sosialisasi kepada anak-anak, diharapkan mereka mempunyai pengetahuan mengenai kesehatan gigi dan dibawa sampai dewasa kelak.
Rektor Unika Soegijapranata Prof Dr Ridwan Sanjaya menyatakan, pencetus ide tidak hanya seorang dokter gigi tetapi juga seorang gamer. Setiap bertemu di ruang kerjanya masih kata dia, selalu menceritakan ide dan angan-angannya membuat game edukasi mengenai gigi dan kemudian ada mahasiswa yang mau membuatnya.
“Cocok dengan misi Unika selama empat tahun ini yaitu, Unika Connect. Kami ingin menghubungkan talenta-talenta yang ada di universitas kami terutama dari mahasiswa untuk bisa terhubung dengan masyarakat,” katanya.
Menurutnya ide dan gagasan dari masyarakat yang dihubungkan dengan talenta-talenta di Unika tidak harus selalu berhubungan dengan game. Sesuai semboyan Unika Soegijapranata “Talenta Pro Patria et Humanitate” yang berarti, bakat-bakat terbaik untuk negeri dan kemanusiaan.