Di era digital ini, memang menjadi tren-nya media online. Namun demikian, surat kabar masih akan tetap bertahan, hingga beberapa puluh tahun ke depan. Hanya saja, fungsi utamanya akan berubah seiring perkembangan zaman.
Perlu adanya inovasi untuk mengembangkan surat kabar atau koran. Pasalnya, generasi saat ini, yakni Generasi Z sudah banyak yang ”melek” teknologi. Mereka bisa menggunakan telepon pintar, laptop atau perangkat lainnya untuk mencari berita dengan lebih cepat.
”Saya rasa, surat kabar masih akan bertahan. Hanya saja nanti fungsinya bisa berbeda. Seperti saat pertama kali sepeda ditemukan. Dulu tujuan utamanya sebagai alat transportasi, namun kini lebih kepada hobi dan olahraga,” ujar Rektor Unika Soegijapranata, Ridwan Sanjaya.
Beberapa hal yang perlu dilakukan, yakni sinergi antara media cetak dan media online. Paradigma semua unsur juga berubah. Tidak ada yang kekal, karenanya harus melengkapi kelemehan yang ada di masing-masing bagian. Kerja sama harus kuat, kokoh dan lengkap.
”Dalam hal ini Suara Merdeka memiliki modal berharga. Pasalnya punya brand yang kuat, medianya yang lengkap, ada cetak online, televisi dan lainnya,” ujar Ridwan Sanjaya, saat mengisi inhouse training dengan tema besar Transformasi Bisnis di Era Digital di Menara Suara Merdeka, Lantai 9.
Setelah itu, perlu juga pemberian nilai tambah, bukan penurunan harga. Caranya, konten dapat diakses lebih lama, mudah dicari dan tersebar di berbagai media. Kedua, interaktir untuk pemberitaan maupun iklan.
Selain itu, dalam mengembangkan media online, tidak hanya cepat, tetapi juga dalam. Muncul lebih aktual dan dapat terhubung ke berita terkait yang lebih detail dan diolah dalam grafis. Tidak sekadar ditayangkan, tetapi juga diukur. Iklan dapat dilihat dampaknya, follow-up melalui sistem, dapat diulang (in memoriam).
”Kalau saya cermati, penurunan oplah surat kabar itu tidak semata-mata karena media online. Salah satunya karena keberadaan loper koran. Saat ini, jarang anak muda yang mau jadi loper koran. Jadi yang menjadi loper sudah tua-tua. Kalau meninggal tidak ada penerusnya,” imbuhnya.
Hadir juga sebagai pembicara dalam kegiatan itu, Wakil Rektor II Bidang Administrasi dan Keuangan Unika Soegijapranata, Theresia Dwi Hastuti. Kemudian Wakil Rektor IV Bidang Kerja Sama dan Pengembangan, Unika Soegijapranata Semarang, Benny D Setianto.
SDM
Theresia mengingatkan, akan pentingnya kekuatan SDM dalam sebuah perusahaan agar tetap eksis menghadapi berbagai tantangan ke depan. Karyawan merupakan aset sebuah perusahaan. Manajemen harus tahu potensi masing-masing karyawan agar dapat berinovasi di bidangnya.
Sementara itu, Benny D Setianto menyampaikan, bahwa dalam setiap pengembangan dan inovasi perlu adanya data yang kuat. Data yang kuat ini untuk menentukan langkah apa yang dilakukan. Untuk surat kabar, salah satu data yang diperlukan yakni pelanggan.
”Sebelum melakukan perubahan besar, The New York Times melakukan pengumpulan data terlebih dulu. Data tersebut kemudian menjadi acuan untuk perubahan yang dilakukan. Sekarang mereka merupakan salah satu media dengan pendapatan iklan yang besar,” ujarnya.
Para narasumber itu disambut CEO Suara Merdeka, Kukrit Suryo Wicaksono bersama jajarannya. Seperti Pemimpin Umum Suara Merdeka, Gunawan Permadi, Wakil Pemimpin Umum Agus Toto Widyatmoko. Direktur Sales and Komunikasi Bambang Pulunggono, Pemimpin Redaksi suaramerdeka.com, Setiawan Hendra Kelana, dan masih banyak lagi.\
►https://www.suaramerdeka.com/news/baca/207740/surat-kabar-masih-akan-bertahan