Seluruh mahasiswa Unika Soegijapranata Semarang bakal dapat mengajukan serta memilih matakuliah yang ditawarkan di sekitar 29 perguruan tinggi yang tersebar di Benua Asia.
Program ini akan diterapkan pada 2019 mendatang
Terbukanya kesempatan akses menjalani kuliah secara online atau jarak jauh itu dipastikan pimpinan Unika Soegijapranata Semarang seusai mengikuti pertemuan Asian University Presidents Forum (AUPF) di Surabaya Provinsi Jawa Timur.
“Ada beberapa kesepakatan yang dihasilkan selama 3 hari atau Selasa (6/11/2018) hingga Kamis (8/11/2018) di Surabaya itu. Satu di antaranya adalah kesepakatan untuk bersama-sama bermitra membentuk platform kuliah online,” kata Wakil Rektor IV Bidang Kerja Sama dan Pengembangan Unika SoegijapranataBenny D Setianto.
Kepada Tribunjateng.com, Jumat (9/11/2018), Benny menginformasikan, sistem perkuliahan itu bakal diselenggarakan oleh 30 perguruan tinggi yang ada di Asia. Satu di antaranya adalah Unika Soegijapranata.
“Seluruhnya akan saling berjejaring, bermitra yakni melalui wadah bernama Global Access Asia. Nantinya berbagai matakuliah berbentuk online akan ditawarkan dari tiap kampus. Dimana itu semua bisa dipilih seluruh mahasiswa di 30 universitas itu,” terangnya.
Dia menggambarkan, semisal ada seorang mahasiswa Unika Soegijapranata Semarang tertarik pada suatu matakuliah yang ada di Ling Nan Hongkong, mahasiswa bersangkutan bisa mengajukan diri.
“Mahasiswa bersangkutan cukup apply ke kuliah online dan beritahukannya kepada pihak Unika Soegijapranata untuk pendataan serta pendaftaran. Nantinya nilai pun akan diberikan setelah dikoordinasikan dengan dosen pengampu yang ditunjuk,” terangnya.
Dari hasil pembelajaran kuliah online di Hongkong itu, lanjutnya, nilai yang diperoleh mahasiswa bersangkutan kemudian dikonversikan dengan matakuliah yang ada di Unika Soegijapranata oleh dosen pengampu.
“Bahkan sesuai rencana pula, beberapa di antaranya sangat dimungkinkan juga untuk bisa ditransfer beban kreditnya ke dalam matakuliah reguler. Pasca pertemuan itu, saat ini sedang kami persiapkan segala kebutuhannya. Tahun depan harapannya sudah bisa diterapkan serentak di 30 universitas itu,” lanjutnya.
Rektor Unika Soegijapranata Semarang Prof Dr Ridwan Sanjaya menyampaikan, melalui platform itu bakal memungkinkan kepada para dosen maupun mahasiswa untuk berinteraksi secara lebih terstruktur di banyak negara jaringan (kemitraan).
“Di waktu bersamaan pula, dosen serta mahasiswa tersebut semakin terbuka dalam perolehan beragam ilmu serta pengalamannya di cakupan yang sangat luas tanpa harus meninggalkan negaranya masing-masing,” bebernya.
Karena itu, tukas Ridwan, kesepakatan Global Access Asia tersebut sangat didukung serta diapresiasi. Pihaknya pun berkomitmen untuk optimal dalam menyiapkan segala kebutuhannya.
“Terlebih, secara bertahap pula sesuai program, visi, dan misi, disrupsi inovasi sudah kami laksanakan. Beragam produk terobosan baru untuk mendukung aktivitas civitas akademika seecara digital di Unika pun sudah ada. Bagi kami itu adalah peluang dan kami akan persiapkannya secara lebih matang,” tandasnya.