PENGAMAT transportasi Unika Soegijapranata, Djoko Setijowarno menekankan aspek utama trotoar adalah fungsional. Sebagus apapun trotoar, bila mengabaikan fungsi utama, hanya akan menjadi aksesori jalan dan menyengsarakan warga. āDulu trotoar bagus-bagus di Surabaya dan di Bandung. Tapi licin, sehingga pejalan kaki terpeleset. Dilihat memang tekturnya bagus, tetapi kan bahaya kalau pejalan kaki jatuh. Setelah itu dibuat lebih kasat. Tapi daerah lain yang meniru belum berpikir soal tingkat kekasatan. Hal itu dijumpai juga di Kota Semarang, tetapi sekarang sudah tidak,ā ungkap dia.
Dia melihat semula tren trotoar itu estetis. Bertumpu pada keindahan. Tapi sekarang bergeser ke fungsional, karena trotoar diperuntukkan untuk semua warga. Fasilitas untuk disabilitas juga perlu diperhatikan. āJangan sampai trotoar itu kaya estetika tapi miskin fungsi. Ini pekerjaan rumah bersama menjadikan trotoar milik semua,ā kata dia.
Beberapa fungsi trotoar yang telah ada di luar negeri seperti di Jepang, Korea Selatan dan Tiongkok, layak untuk diadaptasikan di Kota Semarang. Di antaranya dari aspek alas trotoar yang menggunakan bahan sederhana dan menyerap air, fasilitas sepeda, pagar pembatas jalan, kursi, pohon peneduh dan lampu penerangan.
āŗhttp://www.suaramerdeka.com, Suara Merdeka 6 April 2018 hal. 28