Kebutuhan teknologi ramah lingkungan sangat dibutuhkan. Apalagi dalam menghadapi pemanasan global yang selama ini sudah terjadi.
Karena itu, teknoogi ramah lingkungan tersebut perlu terus dikembangkan. Demikian disampaikan guru besar Bidang Ilmu Teknik Elektro Unika Soegijapranata, Prof Dr Ir Slamet Riyadi, kemarin. Ia akan menyampaikan orasi ilmiah mengenai ”Konverter Statis dalam Teknologi Ramah Lingkingan” pada upacara pengukuhan guru besarnya di Kampus Unika Soegijapranata, Kamis (11/1) hari ini.
Upacara pengukuhan akan dihadiri Ketua dan Pengurus Yayasan Sandjojo, Ketua dan Anggota Dewan Penyantun, Rektor dan para Wakil Rektor, Para Anggota Senat dan Guru Besar, Para Dekan dan Wakil Dekan serta keluarga. menuturkan, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) dalam beberapa dekade terakhir menunjukkan kemajuan yang sangat cepat.
Teknik elektro sebagai salah satu cabang Iptek sangat terasa perannya dalam memberi kontribusi. Kompetensi di dalam teknik elektro begitu luas meliputi bidang-bidang yaitu power (arus kuat), elektronika, telekomunikasi, kontrol, komputasi dan turunan atau gabungan dari beberapa kompetensi tersebut.
”Salah satunya yaitu elektronika daya, di mana aplikasi komponen semikonduktor untuk mengendalikan dan mengonversikan daya listrik dipelajari, dalam bidang tersebut tercakup pengubahan ACDC (rectifier), DCDC (chopper)dan DC-AC (inverter),” tuturnya. Semua konverter tersebut menggunakan komponen semikonduktor yang dioperasikan sebagai saklar statis dengan kecepatan sangat tinggi, proses ON dan OFF dilakukan sekitar 10.000 – 50.000 kali tiap detik bahkan lebih.
Karena menggunakan saklar statis maka selanjutnya konverter tersebut dinamakan konverter statis. Dikatakan, konverter statis dalam teknologi ramah lingkungan sangat penting dalam kehidupan manusia. Energi, kata dia, merupakan elemen penting bagi manusia. Namun untuk mengeksplorasi, mengolah, mengubah dan memanfaatkan energi diperlukan berbagai cabang iptek.
Energi dapat disimpan ke dalam bentuk-bentuk energi, meliputi energi kimia, energi listrik, energi potensial dan lain-lain. Energi listrik memiliki keunggulan dibanding bentuk energi lain karena mudah disimpan, mudah diubah ke bentuk energi lain, mudah dihasilkan dan mudah dikirimkan. Ia menambahkan, di Indonesia, pembangkitan energi listrik masih didominasi penggunakan energi berbasis fosil.
Hal ini dapat dilihat pada PLTU(Pembangkit Listrik Tenaga Uap), PLTGU (Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap), PLTG (Pembangkit Listrik Tenaga Gas) dan PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel). Beberapa pembangkit sudah menggunakan energi non fossil meliputi PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) dan PLTP (Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi).
”Ketersediaan energi fossil yang terbatas di bumi dan isu lingkungan telah menjadi pendorong para ahli dan peneliti untuk mencari dan mengembangkan energi terbarukan yang ramah lingkungan. Energi matahari menjadi salah satu fokus pengembangan energi alternatif karena sifatnya yang terbarukan dan ramah lingkungan,” ujarnya.
►Suara Merdeka 11 Januari 2018, hal. 24, http://www.suaramerdeka.com