Belajar menghargai perbedaan menjadi salah satu hal yang diusung pertemuan internasional Pendidikan Tinggi Katolik, ASEACCU. Diharapkan dengan dialog, kerja sama bisa terus dibangun.
HIDUPKATOLIK,com – Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata Semarang, Jawa Tengah (Jateng) menjadi tuan rumah konferensi ke-23 Association of Southeast & East Asian Catholic Colleges & Universities (ASEACCU) Annual Conference and Student Camp. Acara bertajuk “Catholic Higher Education and Religious Inclusiveness” ini diadakan di dua tempat yakni di Kampus Unika Soegijapranata dan Hotel Grand Candi Semarang, Kamis-Sabtu, 27-29/8.
Hadir dalam acara 111 rektor dan 82 mahasiswa perwakilan 48 universitas Katolik dari delapan negara anggota ASEACCU yakni Australia, Jepang, Kamboja, Indonesia, Korea, Filipina, Taiwan dan Thailand. Tujuan pembentukan ASEACCU ini adalah untuk mempromosikan Pendidikan Tinggi Katolik dan memberikan dukungan bagi Gereja Lokal di negara-negara anggota ASEACCU.
Pertemuan ini dibagi dalam dua bagian, yaitu untuk para rektor serta pengurus yayasan berupa konferensi internasional dan kegiatan untuk mahasiswa berupa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan seminar pada Selasa-Rabu, 25-26/8. Kegiatan KKN dilakukan di SD Kuncup Melati Semarang dan di Serikat Paguyuban Petani Qaryah Thayyibah (SPPQT), Kalibening, Salatiga service learning di Banyu Urip Temanggung.
Pada Kamis, 27/8, acara ASEACCU dibuka secara resmi oleh Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Mgr Ignatius Suharyo. Dalam sambutan, Mgr Suharyo mengungkapkan bahwa pada era sekarang ini banyak permasalahan politik, ekonomi, sosial dan budaya yang bisa memperlemah persaudaraan. “Jangan khawatir, sekecil apapun yang dilakukan, akan berdampak asalkan kita lakukan dengan sungguh-sungguh. Jangan takut untuk menyerukan kebaikan. Jangan takut berbeda, sebab perbedaan merupakan sesuatu yang nyata dalam kehidupan. Kita harus bisa memberi sumbangsih untuk mengatasi permasalahan di tengah masyarakat,” ujarnya.
Setelah upacara pembukaan, para rektor dan pengurus yayasan mengikuti konferensi internasional di Hotel Grand Candi Semarang. Ahmad Syafi’i Maarif, mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah hadir sebagai pembicara. Syafi’I Maarif mengatakan, “Keragaman itu ada. Sekarang, bagaimana kita berjuang supaya perbedaan itu menjadi harmoni.”
Di tempat berbeda, para mahasiswa mengikuti seminar dengan pembicara Romo Aloysius Budi Purnomo dan Yenny Wahid. Para mahasiswa diajak untuk membangun nasionalisme dan menghargai perbedaan. Jumat, 28/8, acara ditutup. Esok harinya, Sabtu, 29/8, semua peserta pertemuan ASEACCU Annual Conference and Student Camp mengunjungi Gua Maria Kerep Ambarawa dan Masjid Agung Jateng.
sumber : www.hidupkatolik.com