Meskipun, Presiden Jokowi Divaksin Covid-19, Rabu (13/1/2021) pukul 09.42 WIB. Namun beberapa hari terakhir, marak penolakan vaksinasi yang dilakukan sebagian masyarakat dengan berbagai alasan . Hal tersebut menurut pandangan psikolog merupakan hal yang wajar namun perlu disikapi secara serius oleh pemerintah.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Psikolog dari Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, Kuriake Kharismawan SPsi MSi. Pria yang akrab disapa Ake itu menyebut, hal tersebut wajar sebab vaksin merupakan hal yang baru dan masyarakat mungkin belum banyak tahu soal vaksin.
"Reaksi penolakan (vaksinasi) adalah hal yang normal terjadi. Secara alami, sesuatu yang baru, perubahan itu bisa saja menjadi ancaman. Ini kan hal yang baru ya, ada beberapa orang yang mencari aman. Nah sesuatu yang baru ini membuat orang jadi cemas, apalagi sesuatu yang baru ini terkait dengan kesehatan," kata Ake, kepada KUASAKATACOM, melalui sambungan telepon, Rabu (13/1/2021) siang.
Ake menyebut, kewajaran penolakan itu salah satunya juga karena tingkat keakurasian vaksin. Penolakan, lanjut Ake, bertambah bisa saja karena adanya jarum suntik. Sebab, ada sebagian masyarakat yang masih takut jarum suntik.
"Ini kan ada jarum suntik, plus ada vaksinnya, plus lagi vaksinnya ijin otorisasi penggunaannnya masih emergency," terangnya.
Oleh karena itu, menurutnya penolakan Wajar Terjadi. Apalagi, mungkin ada oknum oknum tertentu yang menunggangi vaksin dengan menghembuskan kabar miring seperti efektivitas. Meski begitu, dalam perkembangan waktu masyarakat akan menerima proses vaksinasi. Ake menyatakan, masyarakat perlu waktu untuk menerima vaksinasi. Hal itu menurutnya sama halnya dengan warga yang dahulu harus memakai helm saat berkendara. Selain itu, awal pandemi pun masih banyak warga yang tak pakai masker. Namun kini sudah banyak yang pakai masker.
"Ini memang butuh waktu, dua atau tiga bulan lagi resistensi ini akan berkurang kok. Ini sama seperti dulu ketika ada sosialisasi orang pakai helm, atau pakai masker. Awal awal ada resistensi, tapi lama kelamaan akhirnya masyarakat bisa menerima," imbuhnya.
Ake menyebut, adanya kabar penolakan vaksinasi itu bisa membuat warga cemas, apalagi mereka yang memiliki kepribadian mudah cemas. Kecemasan bisa saja meningkat saat adanya masyarakat yang menerima pesan singkat dari pemerintah yang wajib melaksanakan vaksinasi.
"Apalagi kalau ada masyarakat yang dapat SMS pemberitahuan wajib vaksinasi, bisa saja makin cemas lagi," jelas dia.
Ia meminta pemerintah agar tetap tenang mendengar kabar tersebut. Sebab, sekali lagi hal itu Wajar Terjadi. "Mestinya pemerintah tetap tenang. Nggakpapa itu hal yang wajar. Nggak perlu menekan, nggak perlu mengancam. Pemerintah hanya perlu edukasi kepada masyarakat," tandas Ake.
sumber: https://kuasakata.com/read/berita/25285-terkait-penolakan-vaksinasi-psikolog-unika-wajar-terjadi