Oleh: Heny Hartono, Dosen FBS dan Kepala International Affairs & Cooperation Office Unika Soegijapranata
SETELAH lebih tiga bulan semenjak pemerintah mengumumkan kasus covid-19 pertama di Indonesia, jumlah penambahan kasus belum juga tampak menurun. Meskipun jumlah penderita sembuh terlaporkan naik, tak dapat dipungkiri ada kenaikan jumlah kasus yang signifikan dalam sepekan terakhir di bulan Juni 2020. Tak dapat dibayangkan dari satu kasus telah terkonfirmasi lebih dari 30 ribu kasus dimana 60% diantaranya adalah kasus aktif atau pasien positifyang dalam perawatan. Dengan kondisi yang demikian, pemerintah melalui juru bicara penanganan covid-19 menyerukan masyarakat untuk tetap waspada dan mengikuti protokol kesehatan yang telah ditetapkan. Meskipun sudah mulai dilakukan relaksasi kegiatan masyarakat, masyarakat tetap harus mematuhi seruan pemerintah yaitu sedapat mungkin tetap di rumah.
Seruan pemerintah kepada masyarakat Indonesia untuk bekerja, belajar, dan beribadah di rumah serta tetap tenang, tidak panik, dan tetap produktif agar penyebaran,Covid-19 bisa segera dihentikan telah menimbulkan berbagai reaksi dari masyarakat yang tampaknya telah mulai jenuh dengan situasi pandemi ini. Menyoroti pesan dan fakta untuk tetap produktif dalam situasi yang penuh tekanan dan keterbatasan, sebuah tanya menyeruak akankah pesan tersebut hanya sebatas seruan saja mengingat dasyatnya dampak penyebaran covid-19 atas berbagai aspek dan aras kehidupan di seluruh dunia. Sesungguhnya, seruan untuk tetap produktif adalah sebuah tantangan bagi para pemimpin dan masyarakat di berbagai sektor kehidupan.
Sebuah artikel yang dimuat dalam Harvard Business Review (2015) memaparkan bahwa tim kerja yang positif cenderung lebih produktif. Tulisan yang berangkat dari sebuah penelitian tersebut menemukan empat hal penting untuk membentuk tim kerja yang positif yaitu kepemimpinan, budaya kerja, langkah-langkah kerja, serta evaluasi dan pelatihan. Kepemimpinan yang didasari kepedulian(caring) menjadi kunci untuk menggerakkan tim yang positif, mengembangkan budaya kerja yang saling menghargai, pengambilan langkah-langkah kerja yang strategis, serta tumbuhnya kesadaran untuk terus mengevaluasi diri dan belajar menjadi lebih baik di masa yang akan datang. Tim yang positif ini adalah tim yang akan menjadi produktif sekalipun harus menghadapi tantangan yang berat. Salah satu contoh best practice dalam implementasi tim kerja yang positif yang dapat diamati hari-hari ini adalah dalam sektor pendidikan dimana pimpinan institusi pendidikan, pengajar, siswa atau mahasiswa, dan keluarga harus bersinergi untuk menciptakan sebuah tim yang positif dan produktif di tengah-tengah upaya pemutusan rantai penyebaran virus covid-19. Pimpinan institusi pendidikan, baik dari tingkat dasar sampai dengan perguruan tinggi, harus dengan bijak dan didasari caring atau kepedulian perlu mengambil sikap dan langkah-langkah yang tepat terkait seruan untuk belajar di rumah. Di kota-kota besar khususnya yang telah terdampak virus covid-19, kebijakan untuk menyelenggarakan proses belajar mengajar secara daring banyak menjadi alternatif solusi agar proses belajar mengajar dapat terus berjalan. Untuk mendukung keberhasilan solusi ini, seluruh stake holders yang terlibat dalam proses pendidikan harus menjadi sebuah tim yang positif. Sekolah atau kampus harus siap dengan platform digital untuk pengajaran, para , guru atau dosen harus bersiap membekali diri dengan ketrampilan digital guna menjamin keberlangsungan proses pendidikan.
Guru atau dosen sebagai pengajar perlu keluar dari zona nyaman mereka dan belajar menaklukkan sistem pembelajaran daring yang mungkin bagi sebagian pengajar sesungguhnya masih merupakan sesuatu yang baru. Mereka belajar mengutakatik berbagai menu dari platform digital yang sebelumnya tidak pernah digunakan agar dapat memberikan pengajaran yang terbaik bagi anak didik mereka. Peran keluarga atau orang tua juga tidak kalah penting dalam pembentukan tim yang positif ini. Orang tua perlu menciptakan suasana kondusif di rumah agar anak dapat belajar dengan serius namun tetap merasakan joy atau suka cita belajar di rumah. Sistem belajar secara daring atau online menuntut komitmen dan kedisiplinan tinggi dari siswa maupun mahasiswa. Dengan didukung pengajaran menarik dari pengajar serta suasana belajar yang menyenangkan di rumah, siswa dapat tetap mengikuti proses belajar mengajar dari rumah sampai dimungkinkan kembali belajar di sekolah atu kampus. Beberapa kondisi dapat menjadi kendala bagi terlaksananya proses belajar mengajar di rumah ini seperti misalnya ketidaksiapan fasilitas sekolah atau kampus terkait platform digital maupun siswa atau mahasiswa yang tidak dapat mengakses kegiatan belajar online karena keterbatasan akses internet. Untuk kasus yang demikian, sekali lagi dibutuhkan sebuah kepemimpinan yang bijak serta pengambilan langkah-langkah strategis untuk mengatasi kendala yang ada.
Sinergi positif antara pihak pimpinan institusi pendidikan, pengajar, siswa atau mahasiswa, dan keluarga adalah modal utama untuk membentuk sebuah tim yang positif. Tim yang positif akan menjadi tim yang produktif. Sembari terus mendaraskan doa agar wabah covid-19 ini segera berlalu, kehidupan harus terus berjalan dan dengan tim yang positif kita dapat tetap produktif dalam bidang kita masing-masing.
►Tribun Jateng 12 Juni 2020 hal. 2,
https://jateng.tribunnews.com/2020/06/12/opini-heny-hartono-tetap-produktif-kala-covid-19-menghimpit