Universitas Katolik Soegijapranata (Unika) menyelenggarakan seminar pendidikan dokter "Interprofessional Education dan Antisipasi Menghadapi Era Disrupsi". Event tersebut dihadiri oleh 200 dokter dari Perguruan Tinggi kedokteran terkemuka yaitu UGM, Undip, Unair, Unissula, Unwahas, dan sebagainya.
Seminar ini sebagai ajang promosi dari Unika yang akan membangun fakultas kedokteran di BSB City, Mijen dengan luas lahan 7 hektar.
"Kami sudah siapkan SDM dokter tetap sebanyak 34 dosen berlatar belakang biomedik dan medical education," kata Projects Officer Fakultas Kedokteran Unika, Awal Prasetyo, kepada Tribunjateng.com, Minggu (19/8/2018).
Unika sudah siapkan lahan dan infrastruktur berupa gambar dan Detail Engineering Design (DED) di BSB. Rencananya 2 November 2018 akan peletakan batu pertama.
"Persiapan lainnya mengirim dosen-dosen mengikuti pelatihan ke Universitas yang memiliki fakultas kedokteran, membina hubungan dengan fakultas kedokteran pembina di Universitas Atmajaya, dan menyiapkan pendidikan rumah sakitnya di Rumah Sakit Daerah Grobogan," imbuhnya.
Menanggapi rencana pembangunan fakultas kedokteran Unika, Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan RI, Prof Intan Ahmad, Ph.D, mengatakan kunci sukses berhasilnya perguruan tinggi kedokteran yaitu inputnya yang baik maka outputnya akan baik. Dosen harus bisa mengajar mahasiswa secara profesional.
"Untuk awal pendirian memang akreditasinya C, namun nanti bisa semakin meningkat diiringi dengan meningkatnya kualitas dosen dan mahasiswa," imbuhnya.
Selain itu, ide diselenggarakannya event ini karena begitu cepatnya perkembangan teknologi informasi di bidang kesehatan khususnya layanan dokter.
"Pemanfaatan teknologi informasi dalam pelayanan kesehatan (e-health) sudah menjadi tuntutan era disrupsi, khususnya pertumbuhan yang sangat cepat dari pemanfaatan alat kesehatan berbasis internet (IoT), baik di rumah sakit maupun di rumah," ujar Maxi Rein Rondonuwu, kepala pusat perencanaan dan pendayagunaan SDM Kesehatan, di MG Setos Hotel lt 16, Minggu (19/8).
Dia menuturkan, beberapa contoh teknologi di bidang kesehatan yaitu Sistem Rujukan Terintegrasi, Telemedicine, Pendaftaran Online, Sistem Rawat Inap (SIRANAP), dan Rekam Medik Elektronik.
Yang terpopuler yaitu Telemedicine. Alat ini adalah pelayanan kesehatan dasar dan rujukan antara tenaga kesehatan secara jarak jauh melalui media teknologi informasi dalam dangka diagnostik, pengobatan dan pencegahan penyakit.
Beberapa manfaatnya yaitu mengatasi keterbatasan dokter/dokter spesialis, menurunkan angka rujukan, meningkatkan efisiensi, mengatasi keterbatasan sarana diagnostik dan mempermudah monitoring pasien.
"Perkembangan teknologi mempengaruhi bagaimana dokter berinteraksi dengan pasien, informasi pasien dapat diakses oleh semua penyedia layanan, seluruh interaksi tenaga kesehatan dengan pasien akan dimediasi oleh sistem kerja elektronik, dan kultur lama interaksi tenaga kesehatan dan pasien akan berubah total, "jelasnya.