Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata mulai membangun gedung Fakultas Kedokteran di kawasan Bukit Semarang Baru (BSB) City Ngaliyan, Semarang. Peletakan batu pertama pembangunan gedung itu dilakukan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Prof M Nasir PhD dan disusul Rektor Unika Soegijapranata Prof Dr Ridwan Sanjaya MS IEC, di lokasi proyek pembangunan gedung tersebut.
Bangunan di atas lahan seluas tujuh hektare itu dipersiapkan sebagai kampus Fakultas Kedokteran yang kini sedang menunggu izin dari Menristekdikti. Menurut Ridwan, peletakan batu pertama kampus baru BSB merupakan tonggak sejarah bagi Unika. ”Kampus baru ini akan dibangun menggunakan semangat green and smart campus supaya mahasiswa mendapatkan pengalaman pembelajaran yang utuh dengan dukungan suasana yang supportif dan kondusif.
Kemudian, dilengkapi fasilitas yang berwawasan lingkungan, ramah disabilitas, dan modern,” jelas dia, saat memberikan sambutan sebelum peletakan batu pertama, di proyek pembangunan gedung, Rabu (2/1). Menurutnya, semangat memberikan yang terbaik bagi civitas academica merupakan usaha yang tak pernah berakhir, terutama pada era disrupsi dan revolusi industri 4.0.
Beberapa program kekinian akan diselenggarakan di kampus, seperti pembuatan game dalam bentuk digital, spesialis meme, profesi barista, pelaku e-commerce, bahkan Youtuber akan dikemas secara kreatif dalam kerangka akademis. Hal itu dimaksudkan agar mahasiswa dan kampus dapat mengikuti perkembangan zaman serta tak tercecer dari peradaban.
”Sejak 2011, kami juga sudah memulai moda pembelajaran online, selanjutnya legalisasi dan verifikasi ijazah dapat dilakukan secara singkat melalui sistem online,” jelasnya. Dalam kesempatan itu, Nasir memastikan izin fakultas kedokteran di Unika akan segera dikeluarkan. Upaya Unika yang akan mendirikan fakultas kedokteran ini patut diapresiasi. Tidak perlu berpikir, kemajuan universitas itu hanya pada negeri.
Perguruan tinggi swasta pun harus bisa maju, Unika salah satunya. ”Saya kira Unika bisa jadi perguruan tinggi bermutu, masuk kelas dunia. Dengan capaian yang telah dilakukan rektor, Unika bisa jadi negara besar, bermutu, dan global,” jelasnya. Di sisi lain, Ketua Yayasan Sandjojo Agus Suryono menegaskan, yayasan sejak 2015 telah memiliki lahan lima hektare untuk kampus baru.
Pada 2018, dilakukan perluasan lahan sehingga menjadi tujuh hektare. Izin fakultas kedokteran diharapkan bisa segera diterbitkan sehingga pada 2019 bisa menerima mahasiswa baru. ”Lokasi BSB dipilih karena ramah lngkungan, nyaman, kota satelit yang prospektif. Desain kampus unik, kampus dapat ciptakan nilai kebersamaan, mahasiswa dan dosennya,” tandasnya.
►https://www.suaramerdeka.com/smcetak, Suara Merdeka 5 Januari 2019 hal. 24