Unika Soegijapranata membuka prodi barunya, yakni prodi rekayasa infrastruktur dan lingkungan.
Prodi ini baru ada di empat perguruan tinggi yang ada di Indonesia.
Kaprodi Rekayasa Infrastruktur Lingkungan, Retno Susilorini, mengatakan dengan adanya prodi tersebut diharapkan lulusan dapat mendesain dan menganalisis terkait perkotaan yang pengerjaannya tidak merusak alam.
“Prodi ini baru, mendapat izin November 2019 mendatang. Fokus pada mencetak lulusan rekayasa infrastruktur perkotaan dan lingkungan,” imbuhnya, Rabu (17/7/2019) siang.
Di Indonesia, ada empat perguruan tinggi yang memiliki prodi tersebut. Di antaranya ITB, Universitas Haluoleo, Institut Teknologi Trisakti, dan Unika Soegijapranata.
Keempatnya pun menurut Retno memiliki fokus yang berbeda. Di antaranya ITB berfokus di infrastruktur limbah, Univ. Haluoleo fokus di infrastruktur sipil umum, Institut Teknologi Trisakti fokus di infrastruktur perkeretaapian, dan juga Unika yang mengambil fokus infrastruktur perkotaan.
“Ini relevan dengan misi Unika yakni eco pemukiman. Atau menciptakan pemukiman yang ramah alam,” terang dia.
Menurutnya prodi rekayasa infrastruktur dan lingkungan menggabungkan tiga hal penting. Yakni rekayasa sipil, pembangunan perkotaan dan teknik lingkungan. Maka, kompetensi lulusannya adalah sarjana teknik.
“Kompetisinya seorang engineer. Merekayasa, merancang, mendesain dan analisis terkait perkotaan yang bersifat eco pemukiman,” ujarnya.
Di dalam prodi ini, ada program khusus bagi peminat yakni program s1-s2 smart city. Para mahasiswanya dapat menempuh studi s1 dan s2 secara terusan selama 5 tahun.
“Pada praktiknya, mereka mengenyam s1 prodi rekayasa infrastruktur dan s2 magister lingkungan dan perkotaan,” imbuh Retno.
Lebih jauh ia mengungkapkan untuk angkatan pertama ini pihaknya tidak menargetkan jumlah mahasiswa yang akan diterima.
Artinya pihak Unika Soegijapranata membuka pintu seluas-luasnya bagi calon mahasiswa yang ingin bergabung di prodi baru tersebut.
Rektor Unika, Ridwan Sanjaya mendorong agar lulusan prodi ini bisa membantu menyelesaikan permasalahan pemukiman kumuh yang masih ada di sejumlah tempat di Indonesia.
“Karena ini masalah urgent. Kami berharap besar lulusan program ini bisa menyelesaikan permasalahan pemukiman kumuh,” imbuhnya.
►https://jateng.tribunnews.com
DKV SCU Bicara Strategi Komunikasi Visual, Tekankan Pendekatan Etika dalam Proses Kreatif
Menggandeng PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE Express), Program Studi