Unika Soegijapranata, di Kota Semarang, Jawa Tengah menggelar refleksi karya bagi para dosen dan tenaga kependidikan pada Senin dan Selasa (26-27/7), secara daring. Adapun refleksi karya kali ini mengangkat tema “Antusiasmeku Bertransformasi Bagi dan Bersama Unika Soegijapranata”
Dalam kesempatan itu, Rektor Unika Prof Dr F Ridwan Sanjaya MS IEC kembali menggugah semangat transformasi dalam menghadapi masa depan yang penuh tantangan di tengah ketidakpastian akibat pandemi covid 19.
“Mengutip dokumen dari Prof Dr Y Budi Widianarko MSc pada tahun 2017, yang menyatakan analisa tentang tiga fase Unika Soegijapranata yaitu fase tumbuh kembang, fase pematangan, dan fase keberlanjutan, maka saat ini Unika Soegijapranata masuk dalam fase keberlanjutan yang menurut beliau ada pada rentang waktu tahun 2017 hingga 2040 yaitu menjadi universitas yang transformatif dan berkelanjutan, “ kata Ridwan dalam siaran persnya, Kamis (29/7).
Berdasarkan itu, maka universitas mempunyai optimisme, semangat, dan sangat antusias melihat masa depan sampai ke tahun-tahun berikutnya bahwa Unika Soegijapranata akan selalu baik-baik saja. Unika Segijapranata, kata dia, akan selalu transformatif dan adaptif sehingga civitas bisa ikut menggarami dunia dengan berkarya di tengah masyarakat.
"Seperti dua sisi mata uang, maka kita bisa melihat dari salah satu sisi yang positif yaitu selalu ada optimisme dan antusiasme dalam menghadapi kondisi pandemi saat ini. Hal tersebut karena kita masih tetap bisa berkembang, eksis dan menyongsong masa depan yang lebih baik," jelasnya.
Syarat untuk bisa menyongsong masa depan yang lebih baik, kata dia, hanya satu yakni dilakukan secara bersama-sama.
"Kita dalam satu tahun ini juga sudah melakukan secara bersama-sama, yang tercermin dari aktifitas dan kegiatan kampus tetap dilakukan dengan antusias dalam beradaptasi, keluar dari zona nyaman dan belajar hal yang baru. Demikian pula kita juga bisa menghasilkan 15 buku dalam masa pandemi ini, dan hal tersebut sangat diapresiasi oleh penerbit dari perguruan tinggi yang lain," ucap dia.
Tidak hanya itu, hingga saat ini Unika Soegijapranata menjadi satu-satunya perguruan tinggi di Jawa Tengah yang semua dosen, tendik, security bahkan cleaning service-nya sudah 100% mendapatkan vaksinasi. Bentuk antusiasme yang pantas untuk diapresiasi lainnya adalah kesediaan dosen dan tendik untuk terlibat dalam relawan yang membantu dalam sentra vaksin di Unika Soegijapranata yang sudah berjalan satu bulan ini, tandasnya.
Sense of Belonging
Hadir sebagai narasumber dalam Refleksi Karya 2021 di hari pertama adalah Romo Agustinus Handoko MSC selaku Ketua tim pembangunan Tarekat MSC, dengan paparan materinya mengajak untuk menjadi antusiasme dengan menghadirkan Tuhan di dalam setiap kehidupannya.
“ Dari kata ‘En’ yang berarti di dalam dan ‘Theos’ yang berarti Tuhan, maka antusiasme berarti Tuhan ada di dalam diri dan menggerakkan serta menjadi inspirasi. Sehingga dengan demikian jika kita berbicara mengenai antusiasme untuk bertransformasi bagi civitas akademika Unika Soegijapranata, itu berarti kita diajak untuk menggali bersama bahwa semua pribadi tanpa terkecuali bagaimana Tuhan yang ada dalam diri kita itu kemudian diekspresikan dalam konteks aktifitas,” paparnya.
Hal lain seluruh warga civitas akademika dipanggil tanpa terkecuali dengan antusiasme itu untuk menyadari bahwa kita semua tanpa terkecuali adalah ‘imitatio Christi’ yang berarti Kristus yang lain atau ‘Imago Dei’ yang berarti gambarnya Allah. Sehingga sebagai proses awal kita yang mau bertransformasi standardnya adalah menyadari bahwa kita adalah sebagai Imago Dei atau imitatio Christi.
"Imitatio Christi juga terjadi pada diri Mgr Albertus Soegijapranata. Beliau mengimitasi Kristus dalam dirinya dan dari imitatio ini menuju ke inovasi. Dengan demikian jika kita ingin bertransformasi harus bisa menjadi imitatio Mgr Soegijapranata, seperti ungkapan 100% Katolik 100% Indonesia dari Mgr Soegijapranata," ujar Romo Handoko pada sesi pertamanya.
Pada sesi kedua, Romo Handoko memberikan teladan bertransformasi dengan model ‘The Good Samaritan’.
“Dalam model ini, saya memberikan model yang mencerminkan ‘Life is Giving’ atau yang berarti ‘hidup yang memberi’. Dan itu tidak lain adalah tawaran dari Tuhan sendiri, seperti teladan Tuhan kepada manusia,” terangnya.
Dalam model ini ada dua karakter yaitu karakter orang Lewi yang mencerminkan orang yang egois, pada zona nyaman, tidak mau berubah dan tidak mau ambil risiko. Sedang karakter kedua adalah yang patut kita contoh yaitu karakter orang Samaria yang berani ambil risiko dengan memberikan dirinya, hidupnya, serta dia peduli atau memiliki ‘sense of belonging’, bahkan ambil bagian serta mengurbankan dirinya.
"Maka harapannya, apabila ada keinginan untuk antusiasisme bertransformasi maka ‘sense of belonging’ ini yang harus dihidupi. Artinya memberikan dirinya sepenuhnya untuk orang lain atau civitas karena menjadi bagian dari Unika, maka kita dengan demikian akan mendapatkan sesuatu dari Unika Soegijapranata," tandasnya.
— https://kuasakata.com/read/berita/35280-unika-soegijapranata-gelar-refleksi-karya-secara-daring