Unika Soegijapranata, di Kota Semarang, Jawa Tengah belum lama ini menggelar webinar dengan tema “Papua Satu Hati Satu Tujuan”. Webinar ini digelar hasil kerjasama dengan LPSDM Freeport, Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK), Universitas Cenderawasih, Universitas Musamus Merauke.
Dalam acara webinar ini dihadiri oleh beberapa narasumber dan salah satunya adalah Drs Albertus Istiarto MA yang merupakan salah satu dosen Unika yang sekaligus sebagai pendamping mahasiswa Papua PPMTP Unika Soegijapranata.
Dalam awal paparan materinya, Albertus mengungkap alasan perlunya memberi wawasan tentang Papua yang luas dan kaya raya akan sumber alam serta dihuni oleh berbagai macam suku untuk membangun ikatan solidaritas satu hati satu tujuan untuk kejayaan masa depan bersama.
“Webinar ini bertujuan diantaranya adalah memberi masukan agar kaum intelektual muda Papua mau memperhatikan peningkatan mutu pelayanan pendidikan, kesehatan, sosial ekonomi di wilayah Papua yang berpihak pada kepentingan lokal,” kata Albertus.
Harapan lain dengan penyelenggaraan webinar “Papua Satu Hati Satu Tujuan” adalah memberi gagasan yang komprehensif bagaimana mempersiapkan SDM Papua yang handal.
Dalam sesi tanya jawab juga muncul beberapa keprihatinan yang masih perlu diperhatikan penanganan solusinya, diantaranya adalah di bidang pendidikan dasar dan penyerapan tenaga kerja. “Di bidang pendidikan dasar terutama di daerah pedalaman masih dijumpai kekurangan guru, maka diharapkan para putra daerah dengan dukungan pemerintah setempat serta kolaborasi dengan sektor swasta maupun pendidikan, untuk mempersiapkan tenaga muda asli daerah yang akan bersedia untuk membangun daerahnya dengan kompetensi yang telah mereka dapatkan,” jelasnya.
Seringkali, kata dia, kendala yang muncul adalah guru tidak tinggal di daerah tapi lebih banyak di kota. Maka ini menjadi tantangan bersama untuk mengupayakan tenaga pendidik PGSD yang sanggup dan bersedia pulang ke pedalaman dan menjadi guru di sana.
Tentu saja tidak hanya dibekali pengetahuan saja, tetapi yang mendasar adalah kepribadian untuk mau membaktikan diri membangun daerahnya dan dengan senang hati mau menjalankan tugasnya sebagai pendidik di pedalaman.
“Namun sebenarnya, orang-orang pedalaman yang sudah terdidik bisa juga membantu pendidikan anak-anak di pedalaman dalam hal membaca, menulis dan berhitung serta pendidikan dasar lainnya,” terang dia.
Sedangkan untuk mengemas dan mengolah sumber daya alam yang melimpah di Papua maka dibutuhkan kreatifitas kaum muda untuk menjadikannya sebagai komoditi yang bisa dipasarkan ke daerah lain secara modern termasuk di bidang seni.