Penggunaan energi baru terbarukan untuk pembangkit listrik merupakan salah satu upaya mewujudkan program tol listrik dari pemerintah. Jika tol listrik dapat terwujud, akan membantu distribusi listrik untuk kepentingan industri.
Hal itu di sampaikan Kepala Program Studi Teknik Elektro Unika Soegijopranata Semarang, Doktor Leonardus Heru Pratomo usai diskusi ilmiah bertema āProteksi Gardu Induk dan Saluran Udara Tegangan Tinggiā yang berlangsung di Gedung Yustinus Unika Soegijapranata Semarang, Jumat (27/9/19)
Leonardus Heru menuturkan, bahwa Pemerintah sedang mengembangkan pembangkit tenaga listrik mengunakan energi terbarukan. Sedangkan untuk energi terbarukan terbesar yang dapat digunakan pembangkit listrik berada di NTT.
Potensi energi terbarukan di NTT sangatlah besar namun terdapat beberapa persoalan untuk mewujudkannya sebagai pembangkit listrik, yaitu terkait jarak antara sumber energi dengan pemukiman warga yang dijadikan tujuan pengaliran listrik, tuturnya.
Leonardus menambahkan, bahwa peran perguruan tinggi dalam mewujudkan tol listrik, seperti Kampus Unika Soegijopranata memberikan hasil kajian terkait sistem pendistribusian listrik ke masyarakat. Adapun untuk aliran listrik tegangan besar pengelolaan dan pengembangannya ditangani langsung oleh pemerintah,imbuhnya
Saat ini dampak negatif dari energi baru terbarukan bagi masyarakat belum ada. Saat ini kestabilan aliran listrik menjadi persoalan yang sedang di diskusikan, karena penggunaan listrik paling besar pada malam hari, sedangkan tenaga surya hanya dapat di gunakan pada siang hari, ujarnya.
Dalam Diskusi ini di hadirkan juga Alumni Dari Teknik Elektro Unika Soegijopranoto sebagai nara sumber, andi yang saat ini bekerja di PLN Provinsi NTT. Kegiatan ini juga sebagai ajang silaturahmi Alumni untuk Fakultas. Ia hadir dalam diskusi ini untuk membagikan pengalaman dalam bekerja serta mempresentasikanya.