Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata menggelar seminar dan diskusi ”Mengenal Anak Berkebutuhan Khusus dan Anak Gifted” di gedung teater Thomas Aquinas, baru-baru ini.
Seminar dimoderatori dosen Psikologi Perkembangan Unika Dr Endang Widyorini MS dan menghadirkan dua pakar perkembangan anak dari Belanda, yakni Dr Willem de Jong dan Drg Dr Julia van Tiel. Menurut Endang, seminar ini cara Fakultas Psikologi Unika untuk memfasilitasi dan memberikan edukasi kepada masyarakat.
”Belum banyak literasi dan informasi memadai mengenai anak berkebutuhan khusus serta anak gifted (anak berbakat-red) di Indonesia. Kami ingin memberikan edukasi terhadap masyarakat, mengenai tema diskusi,” jelas Endang dalam siaran persnya ke Suara Merdeka, kemarin.
Pada kesempatan itu, Willem menegaskan, perlunya orang tua menafsirkan perilaku dari anaknya. Sebab, anak-anak itu belum mampu mengekspresikan apa yang dirasakan dan dipikirkannya. Meski demikian, orang tua harus berhati-hati menafsirkan perilaku anak mereka.
”Orang tua perlu bertindak sebagai detektif dalam menafsirkan perilaku anak, supaya makna yang didapatkannya bisa tepat,” katanya. Willem menjelaskan, perkembangan anak dapat terganggu akibat stres dan dimanja berlebihan, serta media sosial.
Hasil penelitian American Psychology Association (APA), anak usia dua tahun supaya tidak dibiarkan melakukan screening atau nonton televisi menggunakan gawai. Sebab, hal itu akan mengurangi respons anak terhadap orang tua dan mengganggu perkembangannya.
Di sisi lain, Julia Maria mengatakan, masalah kerap muncul seiring kesamaan karakteristik ketika mendiagnosis anak berkebutuhan khusus dan anak gifted. Ini terjadi karena belum ada konsensus antara dokter dan psikologi dalam mendiagnosis pola perkembangan dua kategori anak, sehingga memang diperlukan asesmen lebih lanjut.
►https://www.suaramerdeka.com, Suara Merdeka 23 Oktober 2018 hal 24