SEMARANG- Pertanian organik umumnya masih berskala kecil. Peningkatan pasar pangan organik secara nasional hanya tumbuh lima persen per tahun, dengan nilai penjualan sekitar Rp 10 miliar. Padahal tren pangan organik di dunia terus meningkat.
Pangan organik dianggap unggul karena nutrisi dan kandungan anti-oksidan lebih tinggi. Kualitas lebih bagus dalam jangka penyimpanan yang sama dengan pangan konvensional. Lebih bercita rasa dibanding dari pangan konvensional yang dikembangkan dengan pupuk kimia.
betwild.link Keunggulan itu mendukung isu keamanan pangan, kualitas nutrisi dan isu lingkungan yang berkembang secara internasional. Hal itu mengemuka dalam seminar nasional dan Pertemuan Ilmiah Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia (PATPI) Cabang Semarang. Pertemuan digelar di Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, Rabu (11/6). Guru Besar Fakultas Teknologi Pertanian Unika, Budi Widianarko berpendapat, peluang besar untuk mengembangkan pertanian dan pangan organik.
“Arus gerakan menuju organik secara internasional kuat. Tahun 19- 72 berdiri Federation ofOrganic Agriculture Movements (IFOAM),” kata Widianarko. Di Indonesia, Departemen Pertanian baru mencanangkan
”Go Organik 2010î. Berharap Indonesia akan menjadi salah satu produsen pangan organik utama dunia. Tapi, nama Indonesia sebagai produsen pangan organik absen dari data IFOAM tahun 2013.
Faktor Pertumbuhan
Kurang bertumbuhnya pertanian organik di Tanah Air, menurut Widianarko, karena beberapa faktor. Selain karena pertanian skala kecil, pertanian organik di Indonesia masih dalam kedaulatan petani atau kelompok tani.
Penentuan penanaman produk organik atau non organik masih seutuhnya di tangan petani, belum menjadi produksi skala nasional. Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah mulai menggerakkan pertanian organik sejak 2009. Tahun 2012 telah mencapai sertifikasi organik. Hingga tahun 2013, telah ada 35 titik gabungan kelompok tani organik, baik tanaman pangan maupun hortikultura.
”Organik adalah sebuah proses bukan klaim produkî ujar Purwanto, dari Badan Ketahanan Pangan Jawa Tengah dalam seminar kemarin. Menurutnya, salah satu tantangan yang harus dihadapi pertanian organik adalah sertifikasi. Sebab, pemahaman masyarakat tentang pertanian dan pangan organik masih beragam. (H89-80)