SEMARANG (KRjogja .com)- Indonesia saat ini, telah dihadapkan pada permasalahan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) atau pasar tunggal di Asia Tenggara yang dimulai akhir 2015 mendatang.
Menyikapi kondisi tersebut, beberapa waktu lalu telah dikembangkan bahan baku alternatif di bidang pangan yaitu koro. Salah satu produk lokal yang secara kualitas bisa diandalkan untuk pembuatan berbagai produk pangan seperti pembuatan tepung, kue-kue kering, selai, nugget, minuman, tahu, kecap, an lain-lain.
Untuk mensosialisasikan kemanfaatan koro dan membuat “Hari Koro” menjadi tradisi dan pelopor bagi berkembangnya hari-hari pangan yang lain kepada masyarakat luas, Himpunan Mahasiswa Peduli Pangan Indonesia Komisariat Unika Soegijapranata menyelenggarakan kegiatan Hari Koro dalam bentuk seminar dan exhibition (pameran) dengan tema “Globalisasi Koro, Solusi Untuk Menghadapi MEA 2015” di gedung Thomas Aquinas kampus Unika Soegijapranata.
“Koro merupakan kelompok polong-polongan yang dapat dimanfaatkan sebagai alternatif kedelai karena kandungan gizinya yang baik dan seimbang (tinggi kadar protein dan karbohidrat namun rendah kadar lemaknya). Koro memiliki beragam jenis seperti koro benguk (Mucuna pruriens), koro pedang (Canavalia ensiformis), koro gude (Cajanus cajan) dan lain-lainnya” ungkap Dr Ir Christiana Retnaningsih MP salah satu Dosen Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Program Nutisi dan Teknologi Kuliner Unika saat menjadi salah satu narasumber dalam Seminar tersebut.
Narasumber lain pada seminar adalah Titik Sasanti SPt (Direktur Yayasan Gita Pertiwi), LSM yang salah satu kegiatannya mendampingi petani dalam budi daya koro dan Tri Barokah (Ketua UKM Damar Sindoro Sumbing Kabupaten Temanggung) yang banyak berkecimpung dalam aneka olahan pangan berbasis koro pedang. Seminar dan pameran dihadiri sekitar 200 mahasiswa� dari berbagai Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dan Perguruan Tinggi Negeri (PTN). (Sgi)
Sumber : krjogja.com